ipbgpt / README.md
arulpm's picture
Upload 12 files
b983fad verified
metadata
base_model: Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5
language:
  - en
library_name: sentence-transformers
license: apache-2.0
metrics:
  - cosine_accuracy
  - dot_accuracy
  - manhattan_accuracy
  - euclidean_accuracy
  - max_accuracy
pipeline_tag: sentence-similarity
tags:
  - sentence-transformers
  - sentence-similarity
  - feature-extraction
  - generated_from_trainer
  - dataset_size:414518
  - loss:MultipleNegativesRankingLoss
widget:
  - source_sentence: >-
      Judul: Pelestarian Lanskap Sejarah Lasem Sebagai Kota Pusaka di Kabupaten
      Rembang Jawa Tengah

      Abstrak: Lasem merupakan sebuah kota kecil yang berada di Kabupaten
      Rembang yang mempunyai banyak peninggalan warisan budaya dan sejarah
      dengan ciri khas dari Arab, Cina dan Pribumi. Sejarah Lasem meninggalkan
      beberapa tapak bersejarah dan keberadaannya tersebar di wilayah Lasem.
      Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakter dan kualitas lanskap
      sejarah Lasem; mengkaji upaya pengembangan pengelolaan lanskap sejarah
      sebagai kota pusaka; dan menyusun rencana pelestarian lanskap sejarah kota
      Lasem sebagai kota pusaka. Analisis yang digunakan berupa analisis
      deskriptif dan analisis spasial dengan menggunakan metode identifikasi
      lanskap sejarah, skoring, mental map dan kuisioner. Berdasarkan hasil
      penelitian diperoleh 11 elemen potensial peninggalan sejarah pada kawasan
      Prioritas kota Lasem. Terdapat juga penilaian terhadap elemen sejarah yang
      menghasilkan kategori elemen sejarah tingkat tinggi, sedang dan rendah
      berdasarkan kriteria yang diuji. Pada mental map menhasilkan citra lanskap
      pembentuk suatu kota. Sehingga rekomendasi yang diberikan berupa
      pelestarian lanskap sejarah yang terdapat di kota Lasem untuk menjaga
      keberlanjutannya.

      Keyword: historical landscape management, cultural heritage,
      sustainability, landscape preservation, historical landscape management
    sentences:
      - >-
        Judul: Responses on Performance and Minerals Digestibility by Novel
        Consensus Bacterial 6-Phytase  Variant (PHY-G) Supplementation in
        Broiler Diet

        Abstrak: Plant feedstuffs normally contain phytic acid which poorly
        hydrolized by monogastric especially broiler. Further, 80% of phosphorus
        (P) in plant feedstuff is complexed with phytic acid. In that case, high
        amount of inorganic P sources is needed to fulfill P requirement. Since
        it has capability to bind with some nutrients such as bi- or trivalent
        minerals and amino acids then phytase is widely utilized in poultry feed
        to improve the nutrient digestibility. Today, the use of 500-1000 FTU
        phytases in poultry feed is widely applied by feed industry and its
        capability releasing phytate-bound phosphorus is very well documented.
        Novel consensus bacterial 6-phytase variant (PHY-G) is newest 6-phytase
        derived from bacterial phytase gene Buttiauxella sp. expressed in
        Trichoderma reesei with enhanced functionality for better phytic acids
        degradation. The present research was conducted to evaluate the efficacy
        of PHY-G in different doses (1000, 1500 and 2000 FTU/kg) on high phytic
        acids content diets which at least contained 0.30% Phytate-P. A total
        3,675 male broilers Indian River/IR (105 pens, 35 birds/pen) were
        provided mixed grain diets in seven treatments with fifteen
        replications, they were divided into two phases of rearing which were
        starter (1  21 d) and finisher (22  35 d). Treatments were positive
        control (PC) using standard diet following IR’s nutrient requirement,
        negative control 1 (NC1) with nutrient reduction at 0.21 percent unit
        calcium (Ca), 0.21 percent units available phosphorus (AvP), 0.34
        percent unit crude protein (CP) and 66 kcal/kg AME, NC2 with nutrient
        reduction at 0.23 percent unit Ca & AvP, 0.45 percent unit CP and 75
        kcal/kg AME, followed by NC3 with nutrient reduction at 0.24 percent
        unit Ca & AvP, 0.52 percent unit CP and 79 kcal/kg AME. PHY-G
        supplementation with dose 1000, 1500 and 2000 FTU/kg on top of NC1, NC2
        and NC3 respectively. PHY-G supplementation at any level significantly
        improved body weight gain/BWG and corrected FCR/McFCR (P<0.05) on
        starter (1,083  1,093 g/bird) and overall phase (2,482  2,532 g/bird)
        compared to any NCs (1,063-1,084 g/bird on starter and 2,387  2,398
        g/bird on finisher). No significant different were observed on mortality
        of all treatments but PHY-G supplementation significantly improved
        (P<0.05) broiler index/BI (444 - 463) versus NCs (427 - 430) and able to
        maintain it equivalent to PC (455). Toe ash was significantly improved
        (P<0.05) by all doses of PHY-G (13.28  13.56%) compared to NC (12.3 
        12.7%). Apparent ileal digestibility (AID) of Ca was not affected by
        PHY-G but 1000, 1500 and 2000 FTU/kg PHY-G supplementation significantly
        improvemed on AID of P (P<0.05) which were 64.97%, 75.60% and 78.29%
        compared to NCs (42.64%, 48.88% and 46.17% for NC1, NC2 and NC3
        respectively). This These data indicated that PHYG supplementation
        effectively improved broiler growth performance, bone mineralization and
        P digestibility at any level of dose on high content of phytic acid in
        the diets.

        Keyword: broiler, growth performance, phytase, phytic acid, toe ash
      - >-
        Judul: Pelestarian Lanskap Sejarah Kota Banda Aceh Sebagai Kota Pusaka
        Di Provinsi Aceh

        Abstrak: Banda Aceh menjadi salah satu dari sepuluh kota pusaka yang ada
        di Indonesia untuk dipersiapkan menjadi The World Heritage City oleh
        Kementrian Pekerjaan Umum melalui Program Penataan dan Pelestarian Kota
        Pusaka (P3KP). Program kota pusaka ini mewujudkan ruang kota yang aman,
        nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis rencana tata ruang,
        bercirikan nilai-nilai pusaka, melalui transformasi upaya-upaya
        pelestarian menuju urban (heritage) development dengan dukungan dan
        pengelolaan yang baik serta penyediaan infrastruktur yang tepat. Hal ini
        didasarkan melalui UU Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010 dan UU Penataan
        Ruang nomor 26 tahun 2007. Banda Aceh memiliki kawasan situs sejarah
        yang dapat dibedakan berdasarkan periodenya, yaitu: masa kerajaan, masa
        kolonial dan masa kemerdekaan. Tetapi, dalam pengelolaannya hingga saat
        ini belum terlihat adanya strategi pelestarian peninggalan sejarah
        tersebut. Beberapa lanskap sejarah yang ada dalam kondisi tidak terawat,
        terlantar, tidak fungsional dan rusak. Dari berbagai masalah di atas,
        dirasakan sudah saatnya perlu dilakukan kajian pelestarian lanskap
        sejarah Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka di Indonesia. Penelitian
        juga dilakukan untuk mengevaluasi proses perlindungan pusaka peninggalan
        sejarahnya yang kemudian diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan
        ekonomi daerah. Tujuan penelitian ini yaitu: menganalisis karakter dan
        kualitas lanskap sejarah Kota Banda Aceh, mengkaji persepsi masyarakat
        dalam mendukung Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka, dan menyusun
        strategi pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda Aceh. Metode
        penelitian yakni analisis karakter dan kualitas lanskap sejarah,
        analisis dilakukan dengan tahapan yaitu: penentuan karakter lanskap
        sejarah, penilaian signifikansi, serta penilaian keaslian, keunikan dan
        kenyamanan. Kemudian dilakukan analisis persepsi masyarakat, yakni untuk
        mengetahui pengetahuan terhadap kota pusaka, persepsi masyarakat Kota
        Banda Aceh mengenai pelestarian lanskap sejarah yang perlu dilindungi
        serta aktor yang berperan untuk melestarikan pusaka di Kota Banda Aceh.
        Hasil assessment lanskap sejarah dan survei kepada masyarakat menjadi
        dasar dalam menyusun kriteria dalam metode AHP, hasilnya berupa strategi
        pelestarian lanskap sejarah Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka. Hasil
        penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa di Kota Pusaka Banda Aceh
        terdapat 12 lanskap sejarah dengan karakter tiga masa peninggalan, yaitu
        masa kerajaan dan kesultanan, masa kolonial, dan masa kemerdekaan. Dari
        penilaian kualitas lanskap sejarah, Lanskap Baiturrahman dan Putroe
        Phang yang merupakan lanskap masa Kerajaan dan Kesultanan memperoleh
        skor tertinggi sehingga menjadi prioritas untuk dilestarikan. Sebagian
        besar masyarakat tidak mengetahui bahwa Kota Banda Aceh telah ditetapkan
        sebagai kota pusaka, tetapi mereka setuju 12 lanskap sejarah di Kota
        Banda Aceh perlu dilestarikan. Perlu peningkatan upaya sosialisasi
        melalui berbagai media serta kegiatan-kegiatan terkait program kota
        pusaka. v Hasil Analytical Hierarchy Process (AHP), menunjukkan bahwa
        komponen prioritas dalam upaya pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda
        Aceh adalah komponen keunikan (0,547), keaslian (0,231), kenyamanan
        (0,166), dan nilai penting (0,058). Alternatif prioritas untuk
        pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda Aceh yaitu peninggalan Lanskap
        Kolonial (0,551), Lanskap Kerajaan dan Kesultanan (0,355), dan Lanskap
        Kemerdekaan (0,095). Komponen keunikan (integritas, keberagaman, dan
        kualitas estetik) merupakan komponen prioritas dalam upaya pelestarian
        lanskap sejarah sedangkan alternatif prioritasnya yaitu peninggalan
        dengan karakter lanskap kerajaan-kesultanan dan kolonial. Rekomendasi
        untuk melestarikan lanskap sejarah di Kota Banda Aceh yaitu penetapan
        kawasan prioritas pusaka. Produk rekomendasi berupa usulan deliniasi
        kawasan prioritas. Produk selanjutnya dari penelitian ini adalah peta
        pusaka Banda Aceh beserta informasi mengenai situs-situs sejarah Banda

        Keyword: budaya, keaslian, keunikan, lanskap sejarah, masa kesejarahan
      - >-
        Judul: Kajian Pendayagunaan Sumber Air Ciparay di Cinagara, Kecamatan
        Caringin Kabupaten Bogor

        Abstrak: Manfaat air bagi kehidupan manusia diantaranya digunakan untuk
        memenuhi kebutuhan air mmah tangga (domestik), industri, dan irigasi.
        Pemenuhan kebutuhan air untuk layanan tersebut memerlukan pengembangan
        sumber air yang bam. Salah satunya adalah pemanfaatan'mata air dan
        limpasan permukaan. Pengembangan sumberdaya air memerlukan adanya
        konsepsi, perencanaan, perancangan, kontmksi dan operasi
        fasilitas-fasilitas untuk pengendalian dan pemanfaatan air. Penelitian
        masalah khusus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
        pertimbangan pendayagunaan sumber air Ciparay secara berkelanjutan.
        Dengan diketahuinya debit sumber air dan kebutuhan air untuk tanaman
        (padi, palawija, sayuran dan buah-buahan), usaha tani ternak, perikanan,
        dan domestik maka efisiensi pemanfaatan sumber air dapat ditingkatkan
        agar pemenuhan kebutuhan air domestik serta pengembangan pertanian dan
        industri dapat direncanaltan dengan baik. Penelitian masalah khusus ini
        bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan surnber air untuk memenuhi
        kebutuhan air tanaman (padi, palawija, dan hortiltultura, peternakan,
        perikanan dan domestik, yaitu meliputi kajian efisiensi pemanfaatan air,
        analisis biaya irigasi, sistem distribusi, dan pola pemanfaatan.

        Keyword: 
  - source_sentence: >-
      Judul: Deteksi antibodi terhadap caplak boophilus mikroplus denga uji
      elisa pada sapi peranakan ongole di Surade

      Abstrak: Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil dari penelitian mengenai
      Deteksi Antibodi Terhadap Caplak Boophilus microplus dengan Uji ELISA pada
      Sapi Peranakan Ongole di Surade. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
      mengetahui adanya peningkatan kekebalan dari sapi yang terinfeksi caplak
      Boophilus microplus dengan perlakuan vaksinasi pada Sapi Peranakan Ongole
      (PO) di Surade. Peternakan Surade merupakan obyek perlakuan penelitian dan
      pengambilan sampel, untuk dilakukan uji ELISA di Laboratorium
      Protozoologi. Vaksin yang dibuat berasal dari bahan asal caplak, yang
      diinjeksikan secara Subkutan pada Sapi Peranakan Ongole di Surade.
      Pengolahan isolat caplak yang dijadikan sebagai vaksin yang menggunakan
      peralatan yang sederhana dimana antigen ditambahkan adjuvan inkomplit
      (freund) dengan perbandingan 1:1, dapat menghasilkan pengaruh yang
      diharapkan yaitu adanya peningkatan dari kadar antibodi spesifik terhadap
      antigen kasar. Untuk membuktikan kelayakan vaksinasi terhadap caplak ini
      harus melalui tiga tahap yaitu pembuktian bahwa kekebalan dapat dihasilkan
      melalui vaksinasi menggunakan bahan asal caplak, penemuan cara untuk
      menghasilkan antigen caplak dalam jumlah komersial dan pengemasan antigen
      tersebut dalam bentuk vaksin yang praktis, jadi berdasarkan pernyataan
      tersebut maka dilakukan penelitian membuat vaksin dengan menggunakan bahan
      asal caplak. Apakah ada pengaruh kekebalan terhadap infestasi caplak pada
      ternak. Ternyata ada, ditandai dengan adanya infestasi caplak yang
      berkurang, jumlah telur yang dihasilkan caplak menurun, banyak caplak yang
      mati karena menghisap darah sapi yang telah divaksin yang mempunyai
      kekebalan terhadap caplak Boophilus microplus. Sapi yang digunakan 30 ekor
      untuk perlakuan dan 30 ekor untuk dijadikan sebagai kontrol, dimana
      kontrol tanpa ada perlakuan hanya infestasi alam. Umur sapi rata-rata
      laktasi ketiga, dari setiap pengambilan sampel kemudian langsung di uji
      dan dapat dibaca hasilnya kemudian dicari rataannya dari 30 sampel
      tersebut. Pengambilan sampel ini dilakukan sampai lima kali pengambilan
      yang diikuti dengan melakukan vaksinasi. Dosisi yang diberikan 0,1 mg/kg
      BB yang dikonfirmasikan dengan protein yang diuji dengan metode Laurie.

      Keyword: 
    sentences:
      - >-
        Judul: Kadar Antibodi Serum Sapi Bali (Bos Sondaicus) Terhadap Infestasi
        Alami Boophilus Microplus Dengan Uji Elisa Tidak Langsung

        Abstrak: infestasi Boophilus microplus secara alami dengan membandingkan
        Optical Density (00) hasiluji ELISA Tidak Langsung dari serum sapi Bali
        terinfestasi dan tidak terinfestasi yang terdapat pada masing-masing
        kelompok sampel. Serum sapi Bali diambil dari RPH Bayur Disnak
        Tengerang, Kab. Tangerang Jawa Barat sebelum dipotong. Antigen dibuat
        dari usus B. microplus betina dewasa yang diambil dari sapi Bali yang
        terinfestasi. B. microplus dicuci dengan air kran dan akuades, kemudian
        direndam dalam alkohol 70 % selama 5 men it, dicuci dengan akuades dan
        dibilas dengan PBS steril. B. microplus dibedah untuk diambil ususnya,
        usus dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menambahkan PBS-NaN2
        dengan perbandingan 1 :9. Ekstrak usus yang diperoleh (antigen kasar)
        dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm sebanyak tiga kali
        dengan membuang supernatan. Setelah pemusingan diperoleh larutan antigen
        (dilution antigen)dengan menambahkan PBS-NaN2. Preparasi antibodi serum
        sampel berasal dari dua kelompok sampel sapi yang berbeda yaitu sampel
        terinfestasi dan tidak terinfestasi B. microplus. Serum yang didapat
        diinaktifkan di penangas air dengan suhu 56° C selama 30 menit. Uji
        ELISA yang digunakan adalah metode tidak langsung (inderect ELISA) yang
        diawali dengan penempelan (coating) antigen B. microplus pada pelat
        polystirene microhaemaglutination. Setelah antigen menempel pad a pelat
        dimasukkan serum sampel sehingga terbentuk ikatan antigen antibodi.
        Alkaline phospatase antibovine IgG dimasukkan untuk melabel ikatan
        antigen antibodi sehingga terbentuk ikatan komplek antigen antibodi yang
        sudah dilabel enzim. Spektrum warna terbentuk setelah pada pelat
        dimasukkan substrat yang berisi p-Nitrophenil Phospat Oissodium yang
        akan dipecah oleh enzim konjugat. Larutan pemberhenti (stop solution)
        NaOH 3 M dipakai untuk menghentikan reaksi yang terbentuk untuk
        mempertahankan spektrum warna agar terhindar dari hasil yang tidak
        diinginkan. Hasil ELISA diinterpretasikan menggunakan ELISA reader
        multiscan titertex dengan filter 405 nm. Hasil penelitian yang diperoleh
        setelah diuji statistika t-student menunjukkan perbedaan yang nyata
        antara kedua kelompok sampel.

        Keyword: 
      - >-
        Judul: Studi komposisi dan struktur tegakan tinggal tiga tahun setelah
        pemanenan kayu dengan sistem TPTI di Areal HPH PT. Narkata Rimba (Alas
        Kusuma Group) Kalimantan Timur

        Abstrak: Perubahan komposisi jenis pohon dan struktur hutan menurut
        Salleh (1979) dalam Astry (1973) sejalan dengan tingkat atau besarnya
        kegiatan pemanenan kayu serta kerusakan yang ditimbulkannya. Pemanenaan
        kayu merupakan serangkaian kegiatan yang merubah pohon atau biomassa
        lainnya menjadi bentuk lain yang bisa dipindahkan ke lokasi lain agar
        dapat bermamfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat
        (Suparto, 1979) Penelitian ini bertujuan mempelajari dan mengetahui
        struktur dan komposisi tegakan tiga tahun sesudah pemanenan kayu (ET+3),
        mengetahui besar potensi tegakan tinggal dan perkembangan keterbukaan
        tanah pada ET+3. Penelitian ini dilaksanakan di areal HPH PT. Narkata
        Rimba (Alas Kusuma Group), Kalimantan Timur. Pengamatan dilakukan pada
        empat plot contoh permanen tahun 1992 yang berukuran 100 m x 100 m (1
        Ha), masing-masing terletak pada kelerengan berbeda yaitu plot I
        (datar/landai : 0% - 15%), plot II (sedang: 15% - 25%), plot III (curam:
        > 25%) dan plot IV sebagai kontrol (curam). ...

        Keyword: 
      - >-
        Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel

        Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a
        super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is
        labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were
        mapped in to {1,2, ,𝑝} and a set of edges were mapped in to
        {𝑝+1,𝑝+2, ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph.
        There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used
        to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph
        𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem
        proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic.
        Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod

        Keyword: 
  - source_sentence: >-
      Judul: Pengaruh Pengolahan dan Lama Penyimpanan pada Kecap Manis
      Fortifikasi Terhadap Kandungan lodium dan Zat Besi

      Abstrak: Secara umum penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh
      pengolahan dan lama penyimpanan kecap manis fortifikasi terhadap kandungan
      iodium dan besi. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui pengaruh
      perebusan, penumisan, pemanggangan dan lama penyimpanan terhadap kadar
      iodium dan besi pada kecap manis fortifikasi. Penelitian dilakukan di
      Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Gizi Departemen Gizi
      Masyarakat clan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut
      Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan Juni sampai Agustus 2004.
      Penetapan sampel dilakukan secara purposive dengan kriteria jenis kecap
      yang dipilih adalah kecap yang difortifikasi dengan iodium dan besi.
      Sedangkan kemasan yang dipilih adalah kemasan botol plastik (140 ml)
      dengan pertimbahgan kemasan botol plastik ini paling banyak dikonsumsi di
      tingkat rumah tangga. Rancangan yang digunakan untuk menguji hasil
      analisis kimia pada perlakuan pengolahan dan penyimpanan adalah RAL.
      Data-data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan
      dengan uji lanjut Duncan untuk melihat perlakuan mana yang berbeda.
      Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SAS versi 6.12.
      Berdasarkan basil analisis diketahui bahwa total kadar iodium pada
      pengolahan semur, tumis dan sate berturut-turut 14.97 ppm, 16.90 ppm dan
      23.66 ppm. Sidik ragam menunjukkan bahwa total kadar iodium antara ketiga
      jenis pengolahan (semur, tumis dan sate) tidak berbeda nyata. Namun,
      pengolahan semur, tumis dan sate menunjukkan total kadar iodium yang
      berbeda nyata dengan kontrolnya pada a=0.05. Pengolahan dengan cara semur
      menunjukkan persentase kerusakan iodium lebih besar (54.72%) dibanding
      pada pengolahan tumis (36.46%) dan sate (30.22%). Kadar zat besi pada
      ketiga jenis pengolahan berkisar antara 8.89 mg/l00g (BK) sampai 11.20
      mg/lO0g (BK). Berdasarkan hasil sidik ragam (P>0.05) dapat diketahui bahwa
      jenis pengolahan tidak berpengaruh nyata terhadap total kadar zat besi
      hasil olahan. Hal ini menunjukkan bahwa total kadar zat besi ketiga cara
      pengolahan (semur, tumis dan sate) tidak berbeda nyata. Pada pengolahan
      semur dan sate total kadar zat besi sebelum pengolahan 9.46 mg/l00g (BK)
      dan 13.17 mg/IO0g (BK). Setelah mengalami pengolahan total kadar zat besi
      pada pengolahan semur dan sate menjadi 8.89 mg/lO0g (BK) dan 11.20 mg/lO0g
      (BK), sehingga diperoleh penurunan zat besi pada semur sebesar 6.03% dan
      sate sebesar 16.23%. Sedangkan pada pengolahan tumis, sebelum pengolahan
      total kadar zat besi sebesar 10.29 mg/l00g (BK). Setelah pengolahan kadar
      zat besinya menjadi 11.20 mg/l00g (BK). Peningkatan kadar zat besi pada
      pengolahan tumis sebesar 8. 85 %...dst

      Keyword: 
    sentences:
      - >-
        Judul: Preferensi Konsumen dan Pengaruh Kualitas Produk Sayuran Organik
        terhadap Kepuasan Konsumen dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan

        Abstrak: Pengembangan sayuran organik di Bogor masih mengalami kendala.
        Salah satunya adalah kegagalan dalam menjaga kepercayaan pasar.
        Kegagalan tersebut tercermin dari perilaku konsumen yang enggan membeli
        produk organik bahkan mencegah konsumen untuk membeli kembali produk
        organik. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat mengenai atribut dan
        manfaat produk organik (sayuran organik) yang belum mampu memenuhi
        kebutuhannya dan menciptakan kepuasan di benak konsumen sehingga
        terwujudlah loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
        adalah melalui pendekatan kualitas berbasis pelanggan. Program “Go
        Organik 2010”menyusun peaturan Standard Nasional Indonesia sistem pangan
        organik SNI 6729-2010 untuk penjaminan kualitas produk organik.
        Penelitian ini bertujuan 1) mengkaji preferensi konsumen sayuran organik
        di Kota Bogor; 2) menganalisis pengaruh kualitas produk sayuran organik
        terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan, pengaruh kepuasan
        konsumen terhadap loyalitas pelanggan; dan 3) menyusun strategi yang
        dirumuskan berdasarkan hasil penelitian mengenai preferensi konsumen,
        kualitas produk sayuran organik, kepuasan konsumen, dan loyalitas
        pelanggan ke dalam implikasi manajerial. Penelitian ini dilakukan pada
        bulan Mei-Juni 2014 di Toko All Fresh Bogor. Sebanyak 100 pengunjung
        Toko All Fresh Kota Bogor dipilih secara purposive sampling sebagai
        responden dengan kriteria bahwa responden telah melakukan pembelian dan
        mengkonsumsi sayuran organik dalam waktu tiga bulan terakhir. Penelitian
        ini menggunakan data primer yang didapatkan melalui wawancara dengan
        menggunakan instrumen kuesioner. Pernyataan pada kuesioner menggunakan
        skala likert. Data sekunder didapatkan melalui kajian pustaka dari
        berbagai sumber yang relevan. Analisis data menggunakan analisis konjoin
        dan Structural Equation Modelling. Software SPSS versi 17, SMART PLS
        versi 2.0, dan microsoft excel 2010 digunakan untuk membantu
        menganalisis data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan
        bahwa preferensi konsumen sayuran organik di Kota Bogor menjadikan
        pelabelan pada kemasan sebagai tingkat kepentingan yang paling utama,
        diikuti jenis dan penyesuaian harga. Berdasarkan tingkat utilitas, jenis
        sayuran brokoli, penyesuaian harga sesuai harga umum di pasar, dan
        kemasan yang berlabel organik menjadi pilihan yang disukai oleh
        responden. Analisis terhadap kualitas produk, kepuasan konsumen, dan
        loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa kualitas produk sayuran organik
        secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
        konsumen, kepuasan konsumen secara langsung berpengaruh positif dan
        signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan kualitas produk secara
        tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
        pelanggan melalui kepuasan konsumen namun kualitas produk secara
        langsung berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas
        pelanggan. Strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan adalah melalui
        pendekatan berbasis pelanggan dengan penjaminan kualitas produk sayuran
        organik dan menyesuaikan kualitas sayuran organik sesuai dengan
        kebutuhan konsumen, manajemen relasi mitra (CRM - Customer Relationship
        Management), dan pemasaran proaktif ataupun kemitraan.

        Keyword: kepuasan konsumen, kualitas produk, loyalitas pelanggan,
        preferensi konsumen, sayuran organik
      - >-
        Judul: Mempelajari fortifikasi zat besi pada kecap

        Abstrak: Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Pada penelitian
        pendahuluan dilakukan fortifikasi kecap dengan dua jenis zat besi yaitu
        fero sulfat heptahidrat (FeSO4.7H2O) atau fero amonium sulfat
        heksahidrat (Fe(NH)₂(SO₂)2.6H₂O) dalam berbagai tingkat konsentrasi (0,
        50, 100, 150, 200 ppm). Konsentrasi 50 dan 100 ppm dipilih sebagai
        konsentrasi, baik untuk FeSO, maupun Fe(NH)₂(SO), untuk difortifi-
        kasikan, dilihat dari segi persentase ketersediaan zat besi paling
        tinggi, dan secara organoleptik masih dapat diterima panelis. Dari hasil
        penelitian pada tahap pendahuluan sebagai produk dipilih kecap asin yang
        diberi penambahan zat besi. Ketersediaan zat besi pada kecap asin
        relatif lebih tinggi dibandingkan kecap manis, karena kecap manis
        mengandung kalsium sebagai faktor penghambat penyerapan zat besi yang
        lebih tinggi sehingga kurang efisien jika dipilih sebagai bahan pangan
        yang akan difortifikasi dengan zat besi. Pada penelitian lanjutan
        dilakukan penambahan asam askorbat pada kecap yang telah difortifikasi
        zat besi dengan konsentrasi yang telah dipilih dari penda- huluan,
        kemudian disimpan selama 2 bulan dan diamati pada 0, 1, dan 2 bulan.
        Konsentrasi asam askorbat yang ditambahkan sebanyak 0, 1 dan 2 mol,
        dihitung ber- dasarkan konsentrasi zat besi yang ditambahkan. Untuk
        penambahan FeSO, dengan konsentrasi 50 ppm ditambahkan asam askorbat
        sebanyak 0 ppm (0 mol), 31.68 ppm (1 mol), 63.35 ppm (2 mol),
        konsentrasi 100 ppm ditambahkan 0 ppm (0 mol), 63.35 ppm (1 mol), 126.71
        ppm (2 mol), sedangkan untuk penambahan. Fe(NH),(SO), dengan konsentrasi
        50 ppm ditambahkan asam askorbat dengan konsentrasi 0 ppm (0 mol), 22.48
        ppm (1 mol), konsentrasi 100 ppm ditambahkan 0 ppm (0 mol), 22.48 ppm (1
        mol) dan 89.86 ppm (2 mol). ...

        Keyword: 
      - >-
        Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal
        2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev

        Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined
        by finding its characteristic polynomials. The characteristic
        polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely
        connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence
        relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues
        are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the
        eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the
        recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is
        more complicated. The problem in these cases is that although the
        Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are
        not generating Chebyshev polynomials

        Keyword: 
  - source_sentence: >-
      Judul: Mapping Characteristics of Various Modified Starch as Thickener to
      Physical Quality and Sensory of Salad Dressing

      Abstrak: Salad dressing merupakan produk emulsi dengan penggunaan kuning
      telur sebagai emulsifier dan pati sebagai pengental. Perbedaan penggunaan
      jenis pati sebagai pengental dapat memengaruhi karakteristik fisik maupun
      sensori produk akhir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
      penggunaan pati sebagai pengental terhadap karakteristik fisik dan sensori
      produk salad dressing. Proses analisis pati dilakukan dengan empat
      analisis yaitu kualitas granula pati, analisis amilograf, analisis
      kelarutan pati, dan analisis daya serap pati terhadap air. Produk akhir
      salad dressing dengan penggunaan jenis pati termodifikasi yang berbeda
      akan dievaluasi berdasarkan parameter viskositas, pH, granula pati,
      analisis ukuran partikel, analisis kesearagaman minyak, analisis
      stabilitas emulsi dan analisis sensori menggunakan hedonic rating.
      Terakhir dilakukan pemetaan karakteristik pati terhadap karakteristik
      fisik dan sensori salad dressing. Penggunaan pati termodifikasi
      berpengaruh nyata terhadap viskositas salad dressing, ukuran diameter
      partikel, granula pati, keseragaman partikel minyak, dan stabilitas
      emulsi. Namun, penggunaan pati termodifikasi tidak berpengaruh nyata
      terhadap pH salad dressing. Hasil pemetaan dengan Principal Component
      Analysis (PCA), didapatkan sampel terkelompok menjadi empat, pati
      termodifikasi 2 dan 3 memiliki karakteristik yang sama dengan kontribusi
      parameter yang paling dominan adalah kelarutan. Berdasarkan analisis
      Orthogonal Projection to the Least Square (OPLS), atribut rasa dan aroma
      merupakan parameter yang paling berkontribusi dalam penentuan skor overall
      salad dressing. Kata kunci: Emulsi, bahan pengental, pati termodifikasi,
      principal component analysis, salad dressing.

      Keyword: Emulsion, modified starch, principal component analysis,
      thickening agent, salad dressing.
    sentences:
      - >-
        Judul: Model Spasial Penggunaan Lahan dengan Pendekatan CA-Markov
        Mendukung Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

        Abstrak: Salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi penghasil beras
        adalah Indramayu. Produksi beras di Indramayu tahun 2015 menurun 9.81%
        dibandingkan tahun 2014 sebagai akibat dari konversi lahan. Tujuan dari
        penelitian ini adalah untuk prediksi penggunaan lahan tahun 2031 dengan
        pendekatan CA-Markov, komparasi penggunaan lahan hasil simulasi dengan
        RTRW dan analisis strategi kebijakan menekan laju konversi lahan dan
        mewujudkan pertanian berkelanjutan. Penelitian ini menggabungkan
        CA-Markov dengan logistik biner untuk menganalisis faktor-faktor
        pendorong perubahan penggunaan lahan. Prediksi penggunaan lahan kemudian
        dibandingkan dengan pola ruang di RTRW Kabupaten Indramayu untuk menilai
        efektivitas RTRW dalam mengurangi tekanan terhadap angka konversi lahan.
        Prediksi penggunaan lahan diharapkan mampu memberikan informasi yang
        mendalam mengenai lahan pertanian pada tahun 2031. Penelitian ini juga
        menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk
        menganalisis strategi kebijakan konversi lahan untuk mewujudkan
        pertanian berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan overall accuracy
        dan Kappa accuracy dari prediksi adalah 94% dan 0.9. Penggunaan lahan
        sawah diprediksi mengalami alih fungsi lahan menjadi permukiman pada
        tahun 2031 seluas 6 017 ha (82%) dari total luas lahan terkonversi 7 044
        ha dimana areal tersebut diperkirakan mampu menghasilkan 26 425 ton
        beras yang dapat dikonsumsi 231 798 orang. Pola penggunaan lahan hasil
        simulasi tahun 2031 dan RTRW secara signifikan berbeda. Penggunaan lahan
        hasil simulasi tahun 2031 menunjukkan luas lahan sawah yang sesuai
        dengan arahan pertanian tanaman pangan di RTRW seluas 96 148.67 ha
        (76.47%) dari total luas lahan sawah hasil prediksi 125 723 ha. Luas
        lahan pertanian sawah yang tidak sesuai dengan kawasan lindung di RTRW
        adalah 54 142 ha (84.95%). Strategi kebijakan hasil analisis AHP terbaik
        untuk diimplementasikan dalam pertanian berkelanjutan adalah pengkaderan
        kelompok tani berkelanjutan.

        Keyword: AHP, logistik biner, prediksi, RTRW
      - >-
        Judul: Kajian literatur penggunaan pati termodifikasi sebagai bahan
        penstabil pada produk pangan emulsi o/w

        Abstrak: Saat ini, pangan berbasis emulsi seperti mayonaise, salad
        dressing, dan margarin cukup diminati masyarakat. Emulsi umumnya terdiri
        dari fase pendispersi, fase terdispersi dan penstabil seperti surfaktan,
        protein dan polisakarida. Pati termasuk polisakarida yang dapat
        digunakan sebagai penstabil emulsi, namun penggunaannya perlu
        dimodifikasi terlebih dahulu untuk memperbaiki atribut fisiko-kimianya.
        Tujuan dari kajian literatur ini adalah mengidentifikasi, menganalisis,
        dan membandingkan sumber literatur berupa hasil penelitian yang
        mengemukakan berbagai proses modifikasi pati beserta sifat yang
        dihasilkan. Data dan informasi pada penelitian ini diperoleh melalui
        data sekunder yang terdapat pada jurnal, skripsi dan literatur dari
        internet yang sumber informasinya dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat
        5 metode modifikasi pati pada kajian literatur ini yakni pati sukun
        termodifikasi metode substitusi OSA, pati jagung termodifikasi metode
        substitusi OSA, pati beras termodifikasi metode substitusi OSA, pati
        beras termodifikasi metode enzimatis dan substitusi OSA, pati kentang
        termodifikasi metode substitusi OSA dan penambahan mineral. Parameter
        yang digunakan untuk membandingkan setiap pati adalah derajat
        substitusi, viskositas, dan stabilitas emulsi. Pati terbaik memiliki
        nilai stabilitas emulsi dan viskositas tertinggi. Berdasarkan hasil
        literatur yang dikaji, metode modifikasi pati yang menghasilkan
        stabilitas emulsi terbaik dibuat dengan pati sukun OSA dengan formula
        emulsi 40% minyak : 2 pati.

        Keyword: emulsion, modification, review, stability, starch
      - >-
        Judul: Penangkaran Badak Ditinjau dari Segi Penyakit

        Abstrak: Perhaps, the Javan Rhino (Rhmocerossondaicus) is the most
        endangered species among large animals in the world. Only two population
        of ~t are known in the world: one in Indonesia and another in l'ietnam.
        None exists in the zoos. The Javan Rh~no'sc aptivityis an alternative
        conse~vatione ffort to ensure their existence In the world. But it is
        imperative to give a correct immobilization, stable preparation such as
        in the natural forest. and also disease monitoring. Medication and
        preventive medicine for the Javan Rhino are vely important. Some
        diseases which have been encountered in the zoos are a.0.:
        helminthiasis. endocarditls, coliform d~arrheah. epat~tsb iliari.
        abscesses and slun lacerations can result in septicaemia. The sources of
        diseases In captivity can be some kinds of foods and water, animal
        keepers, equipment, contaminated place, rats and mice, birds and
        insects.

        Keyword: 
  - source_sentence: >-
      Judul: Formulasi Surfaktan Metil Ester Sulfonat sebagai Oil Well Cleaning

      Abstrak: Oil productivity reduction may be due to plugging in the oil rock
      formations. The plugging may be caused by the deposition of paraffin,
      asphaltene, and scale. Problem caused by the presence of the precipitate
      is the rock formation can be oil wet so that oil permeability decreases.
      The problem can be solved by well cleaning technique with surfactant
      formula. Surfactant MES is a type of anionic surfactant which has ability
      to lower the interfcial tension, surface tension, and able to change the
      properties of rock from oil wet to become water wet. Surfactant MES
      formula for well cleaning requires carrier agent. In this study, diesel
      oil and metil ester were used as carrying agent. Aromatic solvents were
      also needed. Xylene and toluene has ability to dissolve asphaltene that
      deposites in formation. Surfaktan formulation for well cleaning was done
      with several stages, those are determine the SMES concentration and
      aromatic solvents concentration. Surfactant performance tests for oil well
      cleaning were thermal stability, phase behavior, and wettability. The
      surfactant formula which gave the best performance was SMES 3% in metil
      ester carrying agent with xylene 15% as additive.

      Keyword: methyl sulfonic esters, oil well cleaning, Asphaltene
    sentences:
      - >-
        Judul: World Journal of Zoology

        Abstrak: A study on daily pattern of male western lowland gorilla
        (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) had been done at
        Schmutzer Primate Center, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia.
        The aim of the study was to observe the daily activity pattern of adult
        male gorilla group without any female in captivity in order to obtain a
        condition of preparing incoming female gorillas leading to successfull
        conservation program.

        Keyword: 
      - >-
        Judul: Formulasi Surfaktan SMES sebagai Acid Stimulation Agent untuk
        Aplikasi di Lapangan Karbonat OK

        Abstrak: Methyl Sulfonic Esters (MES) is one type of anionic surfactants
        which have advantages in terms of its hardness, resistance to
        deterjensi, the character of renewable and environmentally friendly.
        Excess MES this can be utilized as stimulation agent in oil wells, so
        can increase productivity an oil well. Increased productivity an oil
        well done by means of cleaning oil wells and pore a reservoir
        fromsediment of scale formed, enlarging the pores of rocks and can
        changing the nature of rocks being water-wet. This research was carried
        out to obtain the formula of solution of surfactants-based MES that can
        be applied as acid stimulation agent that is one method of IOR. Formula
        tested is a combination of surfactants sodium MES, HCl, and CH3COOH. The
        formulation is done by determining the optimum concentration of
        surfactant SMES and HCl gradually. The best results obtained from the
        solution of acid stimulation agent was with value of IFT < 10-2 dyne/cm
        with solubility of rock reaches 36%, and was can to change the contact
        angle of the reservoir rocks of the contact angle number 420 became 680
        in formula SMES 6% + HCl 7% and CH3COOH 2%.

        Keyword: acid well stimulation, IOR, IFT, Sodium Methyl Sulfonic Esters
      - >-
        Judul: Perbandingan metode huffman dan lempel-ziv-welch untuk pemampatan
        berkas teks

        Abstrak: Pemampatan teks bertujuan untuk mengurangi pengulangan
        penggunaan simbol atau karakter yang menyusun teks dengan cara
        mengkodekan simbol-simbol atau karakter tersebut sehingga kebutuhan
        ruang penyimpanan dapat dikurangi dan waktu transfer data dapat lebih
        cepat. Proses pemampatan teks dapat dilakukan dengan cara mengkodekan
        segmen-segmen dari teks asli yang kemudian diletakkan dalam kamus. Cara
        kompresi ini dikenal dengan model kamus yang merupakan karakteristik
        dari metode Lempel-Ziv-Welch. Selain itu ada model lain yaitu model
        statistik yang merupakan karakteristik dari metode Huffman. Metode ini
        mengkodekan simbol-simbol atau karakter dengan bantuan binary tree
        dengan cara menggabungkan dua buah frekuensi kemunculan karakter paling
        kecil hingga terbentuk pohon kode. Penelitian ini bertujuan untuk
        mempelajari metode Huffman dan Lempel-Ziv-Welch (LZW) untuk pemampatan
        teks dan membandingkan hasil pemampatannya. Dalam penelitian ini
        digunakan program pemampatan teks yang merupakan implemetasi dari metode
        Huffman dan LZW. Berkas yang digunakan adalah: 1) berkas berbahasa
        Indonesia dan Inggris yang berisi kata ulang dan kata acak dengan
        diberikan perlakuan perbandingan huruf, angka, dan tanda baca; 2) berkas
        teks biasa dengan ukuran yang semakin meningkat; dan 3) berkas teks yang
        berisi kata ulang dengan perbandingan tertentu yang semakin meningkat di
        dalam berkas acak. Kinerja pemampatan dinilai berdasarkan kebutuhan
        ruang penyimpanan, rasio pemampatan, waktu proses dan analisis running
        time program. Metode LZW memberikan hasil yang lebih baik dibanding
        metode Huffman terutama pada berkas teks yang berisi pengulangan kata.
        Rasio pemampatan LZW berkisar antara 30%-95% dengan rata-ratanya adalah
        62,28%, sedangkan metode Huffman berkisar antara 30%-50% dengan
        rata-ratanya adalah 39,56%. Metode Huffman membutuhkan ruang penyimpanan
        hasil pemampatan dan waktu dua kali lebih besar dibandingkan metode LZW.

        Keyword: metode huffman, metode lempel-ziv-welch, kompresi data,
        analisis running time program.
model-index:
  - name: gte base trained on AllNLI triplets
    results:
      - task:
          type: triplet
          name: Triplet
        dataset:
          name: all nli dev
          type: all-nli-dev
        metrics:
          - type: cosine_accuracy
            value: 1
            name: Cosine Accuracy
          - type: dot_accuracy
            value: 0
            name: Dot Accuracy
          - type: manhattan_accuracy
            value: 1
            name: Manhattan Accuracy
          - type: euclidean_accuracy
            value: 1
            name: Euclidean Accuracy
          - type: max_accuracy
            value: 1
            name: Max Accuracy
      - task:
          type: triplet
          name: Triplet
        dataset:
          name: all nli test
          type: all-nli-test
        metrics:
          - type: cosine_accuracy
            value: 1
            name: Cosine Accuracy
          - type: dot_accuracy
            value: 0
            name: Dot Accuracy
          - type: manhattan_accuracy
            value: 1
            name: Manhattan Accuracy
          - type: euclidean_accuracy
            value: 1
            name: Euclidean Accuracy
          - type: max_accuracy
            value: 1
            name: Max Accuracy

gte base trained on AllNLI triplets

This is a sentence-transformers model finetuned from Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5. It maps sentences & paragraphs to a 768-dimensional dense vector space and can be used for semantic textual similarity, semantic search, paraphrase mining, text classification, clustering, and more.

Model Details

Model Description

  • Model Type: Sentence Transformer
  • Base model: Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5
  • Maximum Sequence Length: 8192 tokens
  • Output Dimensionality: 768 tokens
  • Similarity Function: Cosine Similarity
  • Language: en
  • License: apache-2.0

Model Sources

Full Model Architecture

SentenceTransformer(
  (0): Transformer({'max_seq_length': 8192, 'do_lower_case': False}) with Transformer model: NewModel 
  (1): Pooling({'word_embedding_dimension': 768, 'pooling_mode_cls_token': True, 'pooling_mode_mean_tokens': False, 'pooling_mode_max_tokens': False, 'pooling_mode_mean_sqrt_len_tokens': False, 'pooling_mode_weightedmean_tokens': False, 'pooling_mode_lasttoken': False, 'include_prompt': True})
)

Usage

Direct Usage (Sentence Transformers)

First install the Sentence Transformers library:

pip install -U sentence-transformers

Then you can load this model and run inference.

from sentence_transformers import SentenceTransformer

# Download from the 🤗 Hub
model = SentenceTransformer("sentence_transformers_model_id")
# Run inference
sentences = [
    'Judul: Formulasi Surfaktan Metil Ester Sulfonat sebagai Oil Well Cleaning\nAbstrak: Oil productivity reduction may be due to plugging in the oil rock formations. The plugging may be caused by the deposition of paraffin, asphaltene, and scale. Problem caused by the presence of the precipitate is the rock formation can be oil wet so that oil permeability decreases. The problem can be solved by well cleaning technique with surfactant formula. Surfactant MES is a type of anionic surfactant which has ability to lower the interfcial tension, surface tension, and able to change the properties of rock from oil wet to become water wet. Surfactant MES formula for well cleaning requires carrier agent. In this study, diesel oil and metil ester were used as carrying agent. Aromatic solvents were also needed. Xylene and toluene has ability to dissolve asphaltene that deposites in formation. Surfaktan formulation for well cleaning was done with several stages, those are determine the SMES concentration and aromatic solvents concentration. Surfactant performance tests for oil well cleaning were thermal stability, phase behavior, and wettability. The surfactant formula which gave the best performance was SMES 3% in metil ester carrying agent with xylene 15% as additive.\nKeyword: methyl sulfonic esters, oil well cleaning, Asphaltene',
    'Judul: Formulasi Surfaktan SMES sebagai Acid Stimulation Agent untuk Aplikasi di Lapangan Karbonat OK\nAbstrak: Methyl Sulfonic Esters (MES) is one type of anionic surfactants which have advantages in terms of its hardness, resistance to deterjensi, the character of renewable and environmentally friendly. Excess MES this can be utilized as stimulation agent in oil wells, so can increase productivity an oil well. Increased productivity an oil well done by means of cleaning oil wells and pore a reservoir fromsediment of scale formed, enlarging the pores of rocks and can changing the nature of rocks being water-wet. This research was carried out to obtain the formula of solution of surfactants-based MES that can be applied as acid stimulation agent that is one method of IOR. Formula tested is a combination of surfactants sodium MES, HCl, and CH3COOH. The formulation is done by determining the optimum concentration of surfactant SMES and HCl gradually. The best results obtained from the solution of acid stimulation agent was with value of IFT < 10-2 dyne/cm with solubility of rock reaches 36%, and was can to change the contact angle of the reservoir rocks of the contact angle number 420 became 680 in formula SMES 6% + HCl 7% and CH3COOH 2%.\nKeyword: acid well stimulation, IOR, IFT, Sodium Methyl Sulfonic Esters',
    'Judul: World Journal of Zoology\nAbstrak: A study on daily pattern of male western lowland gorilla (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) had been done at Schmutzer Primate Center, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia. The aim of the study was to observe the daily activity pattern of adult male gorilla group without any female in captivity in order to obtain a condition of preparing incoming female gorillas leading to successfull conservation program.\nKeyword: ',
]
embeddings = model.encode(sentences)
print(embeddings.shape)
# [3, 768]

# Get the similarity scores for the embeddings
similarities = model.similarity(embeddings, embeddings)
print(similarities.shape)
# [3, 3]

Evaluation

Metrics

Triplet

Metric Value
cosine_accuracy 1.0
dot_accuracy 0.0
manhattan_accuracy 1.0
euclidean_accuracy 1.0
max_accuracy 1.0

Triplet

Metric Value
cosine_accuracy 1.0
dot_accuracy 0.0
manhattan_accuracy 1.0
euclidean_accuracy 1.0
max_accuracy 1.0

Training Details

Training Hyperparameters

Non-Default Hyperparameters

  • eval_strategy: steps
  • gradient_accumulation_steps: 2
  • num_train_epochs: 1
  • warmup_ratio: 0.1
  • bf16: True
  • batch_sampler: no_duplicates

All Hyperparameters

Click to expand
  • overwrite_output_dir: False
  • do_predict: False
  • eval_strategy: steps
  • prediction_loss_only: True
  • per_device_train_batch_size: 8
  • per_device_eval_batch_size: 8
  • per_gpu_train_batch_size: None
  • per_gpu_eval_batch_size: None
  • gradient_accumulation_steps: 2
  • eval_accumulation_steps: None
  • torch_empty_cache_steps: None
  • learning_rate: 5e-05
  • weight_decay: 0.0
  • adam_beta1: 0.9
  • adam_beta2: 0.999
  • adam_epsilon: 1e-08
  • max_grad_norm: 1.0
  • num_train_epochs: 1
  • max_steps: -1
  • lr_scheduler_type: linear
  • lr_scheduler_kwargs: {}
  • warmup_ratio: 0.1
  • warmup_steps: 0
  • log_level: passive
  • log_level_replica: warning
  • log_on_each_node: True
  • logging_nan_inf_filter: True
  • save_safetensors: True
  • save_on_each_node: False
  • save_only_model: False
  • restore_callback_states_from_checkpoint: False
  • no_cuda: False
  • use_cpu: False
  • use_mps_device: False
  • seed: 42
  • data_seed: None
  • jit_mode_eval: False
  • use_ipex: False
  • bf16: True
  • fp16: False
  • fp16_opt_level: O1
  • half_precision_backend: auto
  • bf16_full_eval: False
  • fp16_full_eval: False
  • tf32: None
  • local_rank: 0
  • ddp_backend: None
  • tpu_num_cores: None
  • tpu_metrics_debug: False
  • debug: []
  • dataloader_drop_last: False
  • dataloader_num_workers: 0
  • dataloader_prefetch_factor: None
  • past_index: -1
  • disable_tqdm: False
  • remove_unused_columns: True
  • label_names: None
  • load_best_model_at_end: False
  • ignore_data_skip: False
  • fsdp: []
  • fsdp_min_num_params: 0
  • fsdp_config: {'min_num_params': 0, 'xla': False, 'xla_fsdp_v2': False, 'xla_fsdp_grad_ckpt': False}
  • fsdp_transformer_layer_cls_to_wrap: None
  • accelerator_config: {'split_batches': False, 'dispatch_batches': None, 'even_batches': True, 'use_seedable_sampler': True, 'non_blocking': False, 'gradient_accumulation_kwargs': None}
  • deepspeed: None
  • label_smoothing_factor: 0.0
  • optim: adamw_torch
  • optim_args: None
  • adafactor: False
  • group_by_length: False
  • length_column_name: length
  • ddp_find_unused_parameters: None
  • ddp_bucket_cap_mb: None
  • ddp_broadcast_buffers: False
  • dataloader_pin_memory: True
  • dataloader_persistent_workers: False
  • skip_memory_metrics: True
  • use_legacy_prediction_loop: False
  • push_to_hub: False
  • resume_from_checkpoint: None
  • hub_model_id: None
  • hub_strategy: every_save
  • hub_private_repo: False
  • hub_always_push: False
  • gradient_checkpointing: False
  • gradient_checkpointing_kwargs: None
  • include_inputs_for_metrics: False
  • eval_do_concat_batches: True
  • fp16_backend: auto
  • push_to_hub_model_id: None
  • push_to_hub_organization: None
  • mp_parameters:
  • auto_find_batch_size: False
  • full_determinism: False
  • torchdynamo: None
  • ray_scope: last
  • ddp_timeout: 1800
  • torch_compile: False
  • torch_compile_backend: None
  • torch_compile_mode: None
  • dispatch_batches: None
  • split_batches: None
  • include_tokens_per_second: False
  • include_num_input_tokens_seen: False
  • neftune_noise_alpha: None
  • optim_target_modules: None
  • batch_eval_metrics: False
  • eval_on_start: False
  • eval_use_gather_object: False
  • batch_sampler: no_duplicates
  • multi_dataset_batch_sampler: proportional

Training Logs

Epoch Step Training Loss loss all-nli-dev_max_accuracy all-nli-test_max_accuracy
0 0 - - 0.9998 -
0.0772 2000 0.0402 0.0164 1.0 -
0.1544 4000 0.0213 0.0135 1.0 -
0.2316 6000 0.0182 0.0115 1.0 -
0.3088 8000 0.015 0.0106 1.0 -
0.3860 10000 0.014 0.0094 1.0 -
0.4632 12000 0.0116 0.0085 1.0 -
0.5404 14000 0.0097 0.0072 1.0 -
0.6176 16000 0.0083 0.0056 1.0 -
0.6948 18000 0.0071 0.0050 1.0 -
0.7720 20000 0.0066 0.0046 1.0 -
0.8492 22000 0.0051 0.0034 1.0 -
0.9264 24000 0.0047 0.0031 1.0 -
1.0000 25907 - - - 1.0

Framework Versions

  • Python: 3.11.9
  • Sentence Transformers: 3.1.0
  • Transformers: 4.44.2
  • PyTorch: 2.4.1+cu121
  • Accelerate: 0.34.2
  • Datasets: 3.0.0
  • Tokenizers: 0.19.1

Citation

BibTeX

Sentence Transformers

@inproceedings{reimers-2019-sentence-bert,
    title = "Sentence-BERT: Sentence Embeddings using Siamese BERT-Networks",
    author = "Reimers, Nils and Gurevych, Iryna",
    booktitle = "Proceedings of the 2019 Conference on Empirical Methods in Natural Language Processing",
    month = "11",
    year = "2019",
    publisher = "Association for Computational Linguistics",
    url = "https://arxiv.org/abs/1908.10084",
}

MultipleNegativesRankingLoss

@misc{henderson2017efficient,
    title={Efficient Natural Language Response Suggestion for Smart Reply},
    author={Matthew Henderson and Rami Al-Rfou and Brian Strope and Yun-hsuan Sung and Laszlo Lukacs and Ruiqi Guo and Sanjiv Kumar and Balint Miklos and Ray Kurzweil},
    year={2017},
    eprint={1705.00652},
    archivePrefix={arXiv},
    primaryClass={cs.CL}
}