--- base_model: Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5 language: - en library_name: sentence-transformers license: apache-2.0 metrics: - cosine_accuracy - dot_accuracy - manhattan_accuracy - euclidean_accuracy - max_accuracy pipeline_tag: sentence-similarity tags: - sentence-transformers - sentence-similarity - feature-extraction - generated_from_trainer - dataset_size:414518 - loss:MultipleNegativesRankingLoss widget: - source_sentence: 'Judul: Pelestarian Lanskap Sejarah Lasem Sebagai Kota Pusaka di Kabupaten Rembang Jawa Tengah Abstrak: Lasem merupakan sebuah kota kecil yang berada di Kabupaten Rembang yang mempunyai banyak peninggalan warisan budaya dan sejarah dengan ciri khas dari Arab, Cina dan Pribumi. Sejarah Lasem meninggalkan beberapa tapak bersejarah dan keberadaannya tersebar di wilayah Lasem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakter dan kualitas lanskap sejarah Lasem; mengkaji upaya pengembangan pengelolaan lanskap sejarah sebagai kota pusaka; dan menyusun rencana pelestarian lanskap sejarah kota Lasem sebagai kota pusaka. Analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif dan analisis spasial dengan menggunakan metode identifikasi lanskap sejarah, skoring, mental map dan kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 11 elemen potensial peninggalan sejarah pada kawasan Prioritas kota Lasem. Terdapat juga penilaian terhadap elemen sejarah yang menghasilkan kategori elemen sejarah tingkat tinggi, sedang dan rendah berdasarkan kriteria yang diuji. Pada mental map menhasilkan citra lanskap pembentuk suatu kota. Sehingga rekomendasi yang diberikan berupa pelestarian lanskap sejarah yang terdapat di kota Lasem untuk menjaga keberlanjutannya. Keyword: historical landscape management, cultural heritage, sustainability, landscape preservation, historical landscape management' sentences: - 'Judul: Responses on Performance and Minerals Digestibility by Novel Consensus Bacterial 6-Phytase Variant (PHY-G) Supplementation in Broiler Diet Abstrak: Plant feedstuffs normally contain phytic acid which poorly hydrolized by monogastric especially broiler. Further, 80% of phosphorus (P) in plant feedstuff is complexed with phytic acid. In that case, high amount of inorganic P sources is needed to fulfill P requirement. Since it has capability to bind with some nutrients such as bi- or trivalent minerals and amino acids then phytase is widely utilized in poultry feed to improve the nutrient digestibility. Today, the use of 500-1000 FTU phytases in poultry feed is widely applied by feed industry and its capability releasing phytate-bound phosphorus is very well documented. Novel consensus bacterial 6-phytase variant (PHY-G) is newest 6-phytase derived from bacterial phytase gene Buttiauxella sp. expressed in Trichoderma reesei with enhanced functionality for better phytic acids degradation. The present research was conducted to evaluate the efficacy of PHY-G in different doses (1000, 1500 and 2000 FTU/kg) on high phytic acids content diets which at least contained 0.30% Phytate-P. A total 3,675 male broilers Indian River/IR (105 pens, 35 birds/pen) were provided mixed grain diets in seven treatments with fifteen replications, they were divided into two phases of rearing which were starter (1 – 21 d) and finisher (22 – 35 d). Treatments were positive control (PC) using standard diet following IR’s nutrient requirement, negative control 1 (NC1) with nutrient reduction at 0.21 percent unit calcium (Ca), 0.21 percent units available phosphorus (AvP), 0.34 percent unit crude protein (CP) and 66 kcal/kg AME, NC2 with nutrient reduction at 0.23 percent unit Ca & AvP, 0.45 percent unit CP and 75 kcal/kg AME, followed by NC3 with nutrient reduction at 0.24 percent unit Ca & AvP, 0.52 percent unit CP and 79 kcal/kg AME. PHY-G supplementation with dose 1000, 1500 and 2000 FTU/kg on top of NC1, NC2 and NC3 respectively. PHY-G supplementation at any level significantly improved body weight gain/BWG and corrected FCR/McFCR (P<0.05) on starter (1,083 – 1,093 g/bird) and overall phase (2,482 – 2,532 g/bird) compared to any NCs (1,063-1,084 g/bird on starter and 2,387 – 2,398 g/bird on finisher). No significant different were observed on mortality of all treatments but PHY-G supplementation significantly improved (P<0.05) broiler index/BI (444 - 463) versus NCs (427 - 430) and able to maintain it equivalent to PC (455). Toe ash was significantly improved (P<0.05) by all doses of PHY-G (13.28 – 13.56%) compared to NC (12.3 – 12.7%). Apparent ileal digestibility (AID) of Ca was not affected by PHY-G but 1000, 1500 and 2000 FTU/kg PHY-G supplementation significantly improvemed on AID of P (P<0.05) which were 64.97%, 75.60% and 78.29% compared to NCs (42.64%, 48.88% and 46.17% for NC1, NC2 and NC3 respectively). This These data indicated that PHYG supplementation effectively improved broiler growth performance, bone mineralization and P digestibility at any level of dose on high content of phytic acid in the diets. Keyword: broiler, growth performance, phytase, phytic acid, toe ash' - 'Judul: Pelestarian Lanskap Sejarah Kota Banda Aceh Sebagai Kota Pusaka Di Provinsi Aceh Abstrak: Banda Aceh menjadi salah satu dari sepuluh kota pusaka yang ada di Indonesia untuk dipersiapkan menjadi The World Heritage City oleh Kementrian Pekerjaan Umum melalui Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP). Program kota pusaka ini mewujudkan ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis rencana tata ruang, bercirikan nilai-nilai pusaka, melalui transformasi upaya-upaya pelestarian menuju urban (heritage) development dengan dukungan dan pengelolaan yang baik serta penyediaan infrastruktur yang tepat. Hal ini didasarkan melalui UU Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010 dan UU Penataan Ruang nomor 26 tahun 2007. Banda Aceh memiliki kawasan situs sejarah yang dapat dibedakan berdasarkan periodenya, yaitu: masa kerajaan, masa kolonial dan masa kemerdekaan. Tetapi, dalam pengelolaannya hingga saat ini belum terlihat adanya strategi pelestarian peninggalan sejarah tersebut. Beberapa lanskap sejarah yang ada dalam kondisi tidak terawat, terlantar, tidak fungsional dan rusak. Dari berbagai masalah di atas, dirasakan sudah saatnya perlu dilakukan kajian pelestarian lanskap sejarah Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka di Indonesia. Penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi proses perlindungan pusaka peninggalan sejarahnya yang kemudian diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan ekonomi daerah. Tujuan penelitian ini yaitu: menganalisis karakter dan kualitas lanskap sejarah Kota Banda Aceh, mengkaji persepsi masyarakat dalam mendukung Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka, dan menyusun strategi pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda Aceh. Metode penelitian yakni analisis karakter dan kualitas lanskap sejarah, analisis dilakukan dengan tahapan yaitu: penentuan karakter lanskap sejarah, penilaian signifikansi, serta penilaian keaslian, keunikan dan kenyamanan. Kemudian dilakukan analisis persepsi masyarakat, yakni untuk mengetahui pengetahuan terhadap kota pusaka, persepsi masyarakat Kota Banda Aceh mengenai pelestarian lanskap sejarah yang perlu dilindungi serta aktor yang berperan untuk melestarikan pusaka di Kota Banda Aceh. Hasil assessment lanskap sejarah dan survei kepada masyarakat menjadi dasar dalam menyusun kriteria dalam metode AHP, hasilnya berupa strategi pelestarian lanskap sejarah Kota Banda Aceh sebagai kota pusaka. Hasil penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa di Kota Pusaka Banda Aceh terdapat 12 lanskap sejarah dengan karakter tiga masa peninggalan, yaitu masa kerajaan dan kesultanan, masa kolonial, dan masa kemerdekaan. Dari penilaian kualitas lanskap sejarah, Lanskap Baiturrahman dan Putroe Phang yang merupakan lanskap masa Kerajaan dan Kesultanan memperoleh skor tertinggi sehingga menjadi prioritas untuk dilestarikan. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bahwa Kota Banda Aceh telah ditetapkan sebagai kota pusaka, tetapi mereka setuju 12 lanskap sejarah di Kota Banda Aceh perlu dilestarikan. Perlu peningkatan upaya sosialisasi melalui berbagai media serta kegiatan-kegiatan terkait program kota pusaka. v Hasil Analytical Hierarchy Process (AHP), menunjukkan bahwa komponen prioritas dalam upaya pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda Aceh adalah komponen keunikan (0,547), keaslian (0,231), kenyamanan (0,166), dan nilai penting (0,058). Alternatif prioritas untuk pelestarian lanskap sejarah di Kota Banda Aceh yaitu peninggalan Lanskap Kolonial (0,551), Lanskap Kerajaan dan Kesultanan (0,355), dan Lanskap Kemerdekaan (0,095). Komponen keunikan (integritas, keberagaman, dan kualitas estetik) merupakan komponen prioritas dalam upaya pelestarian lanskap sejarah sedangkan alternatif prioritasnya yaitu peninggalan dengan karakter lanskap kerajaan-kesultanan dan kolonial. Rekomendasi untuk melestarikan lanskap sejarah di Kota Banda Aceh yaitu penetapan kawasan prioritas pusaka. Produk rekomendasi berupa usulan deliniasi kawasan prioritas. Produk selanjutnya dari penelitian ini adalah peta pusaka Banda Aceh beserta informasi mengenai situs-situs sejarah Banda Keyword: budaya, keaslian, keunikan, lanskap sejarah, masa kesejarahan' - 'Judul: Kajian Pendayagunaan Sumber Air Ciparay di Cinagara, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Abstrak: Manfaat air bagi kehidupan manusia diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air mmah tangga (domestik), industri, dan irigasi. Pemenuhan kebutuhan air untuk layanan tersebut memerlukan pengembangan sumber air yang bam. Salah satunya adalah pemanfaatan''mata air dan limpasan permukaan. Pengembangan sumberdaya air memerlukan adanya konsepsi, perencanaan, perancangan, kontmksi dan operasi fasilitas-fasilitas untuk pengendalian dan pemanfaatan air. Penelitian masalah khusus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pendayagunaan sumber air Ciparay secara berkelanjutan. Dengan diketahuinya debit sumber air dan kebutuhan air untuk tanaman (padi, palawija, sayuran dan buah-buahan), usaha tani ternak, perikanan, dan domestik maka efisiensi pemanfaatan sumber air dapat ditingkatkan agar pemenuhan kebutuhan air domestik serta pengembangan pertanian dan industri dapat direncanaltan dengan baik. Penelitian masalah khusus ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan surnber air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (padi, palawija, dan hortiltultura, peternakan, perikanan dan domestik, yaitu meliputi kajian efisiensi pemanfaatan air, analisis biaya irigasi, sistem distribusi, dan pola pemanfaatan. Keyword: ' - source_sentence: 'Judul: Deteksi antibodi terhadap caplak boophilus mikroplus denga uji elisa pada sapi peranakan ongole di Surade Abstrak: Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil dari penelitian mengenai Deteksi Antibodi Terhadap Caplak Boophilus microplus dengan Uji ELISA pada Sapi Peranakan Ongole di Surade. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan kekebalan dari sapi yang terinfeksi caplak Boophilus microplus dengan perlakuan vaksinasi pada Sapi Peranakan Ongole (PO) di Surade. Peternakan Surade merupakan obyek perlakuan penelitian dan pengambilan sampel, untuk dilakukan uji ELISA di Laboratorium Protozoologi. Vaksin yang dibuat berasal dari bahan asal caplak, yang diinjeksikan secara Subkutan pada Sapi Peranakan Ongole di Surade. Pengolahan isolat caplak yang dijadikan sebagai vaksin yang menggunakan peralatan yang sederhana dimana antigen ditambahkan adjuvan inkomplit (freund) dengan perbandingan 1:1, dapat menghasilkan pengaruh yang diharapkan yaitu adanya peningkatan dari kadar antibodi spesifik terhadap antigen kasar. Untuk membuktikan kelayakan vaksinasi terhadap caplak ini harus melalui tiga tahap yaitu pembuktian bahwa kekebalan dapat dihasilkan melalui vaksinasi menggunakan bahan asal caplak, penemuan cara untuk menghasilkan antigen caplak dalam jumlah komersial dan pengemasan antigen tersebut dalam bentuk vaksin yang praktis, jadi berdasarkan pernyataan tersebut maka dilakukan penelitian membuat vaksin dengan menggunakan bahan asal caplak. Apakah ada pengaruh kekebalan terhadap infestasi caplak pada ternak. Ternyata ada, ditandai dengan adanya infestasi caplak yang berkurang, jumlah telur yang dihasilkan caplak menurun, banyak caplak yang mati karena menghisap darah sapi yang telah divaksin yang mempunyai kekebalan terhadap caplak Boophilus microplus. Sapi yang digunakan 30 ekor untuk perlakuan dan 30 ekor untuk dijadikan sebagai kontrol, dimana kontrol tanpa ada perlakuan hanya infestasi alam. Umur sapi rata-rata laktasi ketiga, dari setiap pengambilan sampel kemudian langsung di uji dan dapat dibaca hasilnya kemudian dicari rataannya dari 30 sampel tersebut. Pengambilan sampel ini dilakukan sampai lima kali pengambilan yang diikuti dengan melakukan vaksinasi. Dosisi yang diberikan 0,1 mg/kg BB yang dikonfirmasikan dengan protein yang diuji dengan metode Laurie. Keyword: ' sentences: - 'Judul: Kadar Antibodi Serum Sapi Bali (Bos Sondaicus) Terhadap Infestasi Alami Boophilus Microplus Dengan Uji Elisa Tidak Langsung Abstrak: infestasi Boophilus microplus secara alami dengan membandingkan Optical Density (00) hasiluji ELISA Tidak Langsung dari serum sapi Bali terinfestasi dan tidak terinfestasi yang terdapat pada masing-masing kelompok sampel. Serum sapi Bali diambil dari RPH Bayur Disnak Tengerang, Kab. Tangerang Jawa Barat sebelum dipotong. Antigen dibuat dari usus B. microplus betina dewasa yang diambil dari sapi Bali yang terinfestasi. B. microplus dicuci dengan air kran dan akuades, kemudian direndam dalam alkohol 70 % selama 5 men it, dicuci dengan akuades dan dibilas dengan PBS steril. B. microplus dibedah untuk diambil ususnya, usus dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menambahkan PBS-NaN2 dengan perbandingan 1 :9. Ekstrak usus yang diperoleh (antigen kasar) dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm sebanyak tiga kali dengan membuang supernatan. Setelah pemusingan diperoleh larutan antigen (dilution antigen)dengan menambahkan PBS-NaN2. Preparasi antibodi serum sampel berasal dari dua kelompok sampel sapi yang berbeda yaitu sampel terinfestasi dan tidak terinfestasi B. microplus. Serum yang didapat diinaktifkan di penangas air dengan suhu 56° C selama 30 menit. Uji ELISA yang digunakan adalah metode tidak langsung (inderect ELISA) yang diawali dengan penempelan (coating) antigen B. microplus pada pelat polystirene microhaemaglutination. Setelah antigen menempel pad a pelat dimasukkan serum sampel sehingga terbentuk ikatan antigen antibodi. Alkaline phospatase antibovine IgG dimasukkan untuk melabel ikatan antigen antibodi sehingga terbentuk ikatan komplek antigen antibodi yang sudah dilabel enzim. Spektrum warna terbentuk setelah pada pelat dimasukkan substrat yang berisi p-Nitrophenil Phospat Oissodium yang akan dipecah oleh enzim konjugat. Larutan pemberhenti (stop solution) NaOH 3 M dipakai untuk menghentikan reaksi yang terbentuk untuk mempertahankan spektrum warna agar terhindar dari hasil yang tidak diinginkan. Hasil ELISA diinterpretasikan menggunakan ELISA reader multiscan titertex dengan filter 405 nm. Hasil penelitian yang diperoleh setelah diuji statistika t-student menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedua kelompok sampel. Keyword: ' - 'Judul: Studi komposisi dan struktur tegakan tinggal tiga tahun setelah pemanenan kayu dengan sistem TPTI di Areal HPH PT. Narkata Rimba (Alas Kusuma Group) Kalimantan Timur Abstrak: Perubahan komposisi jenis pohon dan struktur hutan menurut Salleh (1979) dalam Astry (1973) sejalan dengan tingkat atau besarnya kegiatan pemanenan kayu serta kerusakan yang ditimbulkannya. Pemanenaan kayu merupakan serangkaian kegiatan yang merubah pohon atau biomassa lainnya menjadi bentuk lain yang bisa dipindahkan ke lokasi lain agar dapat bermamfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat (Suparto, 1979) Penelitian ini bertujuan mempelajari dan mengetahui struktur dan komposisi tegakan tiga tahun sesudah pemanenan kayu (ET+3), mengetahui besar potensi tegakan tinggal dan perkembangan keterbukaan tanah pada ET+3. Penelitian ini dilaksanakan di areal HPH PT. Narkata Rimba (Alas Kusuma Group), Kalimantan Timur. Pengamatan dilakukan pada empat plot contoh permanen tahun 1992 yang berukuran 100 m x 100 m (1 Ha), masing-masing terletak pada kelerengan berbeda yaitu plot I (datar/landai : 0% - 15%), plot II (sedang: 15% - 25%), plot III (curam: > 25%) dan plot IV sebagai kontrol (curam). ... Keyword: ' - 'Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword: ' - source_sentence: 'Judul: Pengaruh Pengolahan dan Lama Penyimpanan pada Kecap Manis Fortifikasi Terhadap Kandungan lodium dan Zat Besi Abstrak: Secara umum penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengolahan dan lama penyimpanan kecap manis fortifikasi terhadap kandungan iodium dan besi. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui pengaruh perebusan, penumisan, pemanggangan dan lama penyimpanan terhadap kadar iodium dan besi pada kecap manis fortifikasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Gizi Departemen Gizi Masyarakat clan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan Juni sampai Agustus 2004. Penetapan sampel dilakukan secara purposive dengan kriteria jenis kecap yang dipilih adalah kecap yang difortifikasi dengan iodium dan besi. Sedangkan kemasan yang dipilih adalah kemasan botol plastik (140 ml) dengan pertimbahgan kemasan botol plastik ini paling banyak dikonsumsi di tingkat rumah tangga. Rancangan yang digunakan untuk menguji hasil analisis kimia pada perlakuan pengolahan dan penyimpanan adalah RAL. Data-data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk melihat perlakuan mana yang berbeda. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SAS versi 6.12. Berdasarkan basil analisis diketahui bahwa total kadar iodium pada pengolahan semur, tumis dan sate berturut-turut 14.97 ppm, 16.90 ppm dan 23.66 ppm. Sidik ragam menunjukkan bahwa total kadar iodium antara ketiga jenis pengolahan (semur, tumis dan sate) tidak berbeda nyata. Namun, pengolahan semur, tumis dan sate menunjukkan total kadar iodium yang berbeda nyata dengan kontrolnya pada a=0.05. Pengolahan dengan cara semur menunjukkan persentase kerusakan iodium lebih besar (54.72%) dibanding pada pengolahan tumis (36.46%) dan sate (30.22%). Kadar zat besi pada ketiga jenis pengolahan berkisar antara 8.89 mg/l00g (BK) sampai 11.20 mg/lO0g (BK). Berdasarkan hasil sidik ragam (P>0.05) dapat diketahui bahwa jenis pengolahan tidak berpengaruh nyata terhadap total kadar zat besi hasil olahan. Hal ini menunjukkan bahwa total kadar zat besi ketiga cara pengolahan (semur, tumis dan sate) tidak berbeda nyata. Pada pengolahan semur dan sate total kadar zat besi sebelum pengolahan 9.46 mg/l00g (BK) dan 13.17 mg/IO0g (BK). Setelah mengalami pengolahan total kadar zat besi pada pengolahan semur dan sate menjadi 8.89 mg/lO0g (BK) dan 11.20 mg/lO0g (BK), sehingga diperoleh penurunan zat besi pada semur sebesar 6.03% dan sate sebesar 16.23%. Sedangkan pada pengolahan tumis, sebelum pengolahan total kadar zat besi sebesar 10.29 mg/l00g (BK). Setelah pengolahan kadar zat besinya menjadi 11.20 mg/l00g (BK). Peningkatan kadar zat besi pada pengolahan tumis sebesar 8. 85 %...dst Keyword: ' sentences: - 'Judul: Preferensi Konsumen dan Pengaruh Kualitas Produk Sayuran Organik terhadap Kepuasan Konsumen dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan Abstrak: Pengembangan sayuran organik di Bogor masih mengalami kendala. Salah satunya adalah kegagalan dalam menjaga kepercayaan pasar. Kegagalan tersebut tercermin dari perilaku konsumen yang enggan membeli produk organik bahkan mencegah konsumen untuk membeli kembali produk organik. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat mengenai atribut dan manfaat produk organik (sayuran organik) yang belum mampu memenuhi kebutuhannya dan menciptakan kepuasan di benak konsumen sehingga terwujudlah loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan kualitas berbasis pelanggan. Program “Go Organik 2010”menyusun peaturan Standard Nasional Indonesia sistem pangan organik SNI 6729-2010 untuk penjaminan kualitas produk organik. Penelitian ini bertujuan 1) mengkaji preferensi konsumen sayuran organik di Kota Bogor; 2) menganalisis pengaruh kualitas produk sayuran organik terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan, pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan; dan 3) menyusun strategi yang dirumuskan berdasarkan hasil penelitian mengenai preferensi konsumen, kualitas produk sayuran organik, kepuasan konsumen, dan loyalitas pelanggan ke dalam implikasi manajerial. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014 di Toko All Fresh Bogor. Sebanyak 100 pengunjung Toko All Fresh Kota Bogor dipilih secara purposive sampling sebagai responden dengan kriteria bahwa responden telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi sayuran organik dalam waktu tiga bulan terakhir. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner. Pernyataan pada kuesioner menggunakan skala likert. Data sekunder didapatkan melalui kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan. Analisis data menggunakan analisis konjoin dan Structural Equation Modelling. Software SPSS versi 17, SMART PLS versi 2.0, dan microsoft excel 2010 digunakan untuk membantu menganalisis data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen sayuran organik di Kota Bogor menjadikan pelabelan pada kemasan sebagai tingkat kepentingan yang paling utama, diikuti jenis dan penyesuaian harga. Berdasarkan tingkat utilitas, jenis sayuran brokoli, penyesuaian harga sesuai harga umum di pasar, dan kemasan yang berlabel organik menjadi pilihan yang disukai oleh responden. Analisis terhadap kualitas produk, kepuasan konsumen, dan loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa kualitas produk sayuran organik secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan kualitas produk secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan konsumen namun kualitas produk secara langsung berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan adalah melalui pendekatan berbasis pelanggan dengan penjaminan kualitas produk sayuran organik dan menyesuaikan kualitas sayuran organik sesuai dengan kebutuhan konsumen, manajemen relasi mitra (CRM - Customer Relationship Management), dan pemasaran proaktif ataupun kemitraan. Keyword: kepuasan konsumen, kualitas produk, loyalitas pelanggan, preferensi konsumen, sayuran organik' - 'Judul: Mempelajari fortifikasi zat besi pada kecap Abstrak: Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Pada penelitian pendahuluan dilakukan fortifikasi kecap dengan dua jenis zat besi yaitu fero sulfat heptahidrat (FeSO4.7H2O) atau fero amonium sulfat heksahidrat (Fe(NH)₂(SO₂)2.6H₂O) dalam berbagai tingkat konsentrasi (0, 50, 100, 150, 200 ppm). Konsentrasi 50 dan 100 ppm dipilih sebagai konsentrasi, baik untuk FeSO, maupun Fe(NH)₂(SO), untuk difortifi- kasikan, dilihat dari segi persentase ketersediaan zat besi paling tinggi, dan secara organoleptik masih dapat diterima panelis. Dari hasil penelitian pada tahap pendahuluan sebagai produk dipilih kecap asin yang diberi penambahan zat besi. Ketersediaan zat besi pada kecap asin relatif lebih tinggi dibandingkan kecap manis, karena kecap manis mengandung kalsium sebagai faktor penghambat penyerapan zat besi yang lebih tinggi sehingga kurang efisien jika dipilih sebagai bahan pangan yang akan difortifikasi dengan zat besi. Pada penelitian lanjutan dilakukan penambahan asam askorbat pada kecap yang telah difortifikasi zat besi dengan konsentrasi yang telah dipilih dari penda- huluan, kemudian disimpan selama 2 bulan dan diamati pada 0, 1, dan 2 bulan. Konsentrasi asam askorbat yang ditambahkan sebanyak 0, 1 dan 2 mol, dihitung ber- dasarkan konsentrasi zat besi yang ditambahkan. Untuk penambahan FeSO, dengan konsentrasi 50 ppm ditambahkan asam askorbat sebanyak 0 ppm (0 mol), 31.68 ppm (1 mol), 63.35 ppm (2 mol), konsentrasi 100 ppm ditambahkan 0 ppm (0 mol), 63.35 ppm (1 mol), 126.71 ppm (2 mol), sedangkan untuk penambahan. Fe(NH),(SO), dengan konsentrasi 50 ppm ditambahkan asam askorbat dengan konsentrasi 0 ppm (0 mol), 22.48 ppm (1 mol), konsentrasi 100 ppm ditambahkan 0 ppm (0 mol), 22.48 ppm (1 mol) dan 89.86 ppm (2 mol). ... Keyword: ' - 'Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword: ' - source_sentence: 'Judul: Mapping Characteristics of Various Modified Starch as Thickener to Physical Quality and Sensory of Salad Dressing Abstrak: Salad dressing merupakan produk emulsi dengan penggunaan kuning telur sebagai emulsifier dan pati sebagai pengental. Perbedaan penggunaan jenis pati sebagai pengental dapat memengaruhi karakteristik fisik maupun sensori produk akhir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan pati sebagai pengental terhadap karakteristik fisik dan sensori produk salad dressing. Proses analisis pati dilakukan dengan empat analisis yaitu kualitas granula pati, analisis amilograf, analisis kelarutan pati, dan analisis daya serap pati terhadap air. Produk akhir salad dressing dengan penggunaan jenis pati termodifikasi yang berbeda akan dievaluasi berdasarkan parameter viskositas, pH, granula pati, analisis ukuran partikel, analisis kesearagaman minyak, analisis stabilitas emulsi dan analisis sensori menggunakan hedonic rating. Terakhir dilakukan pemetaan karakteristik pati terhadap karakteristik fisik dan sensori salad dressing. Penggunaan pati termodifikasi berpengaruh nyata terhadap viskositas salad dressing, ukuran diameter partikel, granula pati, keseragaman partikel minyak, dan stabilitas emulsi. Namun, penggunaan pati termodifikasi tidak berpengaruh nyata terhadap pH salad dressing. Hasil pemetaan dengan Principal Component Analysis (PCA), didapatkan sampel terkelompok menjadi empat, pati termodifikasi 2 dan 3 memiliki karakteristik yang sama dengan kontribusi parameter yang paling dominan adalah kelarutan. Berdasarkan analisis Orthogonal Projection to the Least Square (OPLS), atribut rasa dan aroma merupakan parameter yang paling berkontribusi dalam penentuan skor overall salad dressing. Kata kunci: Emulsi, bahan pengental, pati termodifikasi, principal component analysis, salad dressing. Keyword: Emulsion, modified starch, principal component analysis, thickening agent, salad dressing.' sentences: - 'Judul: Model Spasial Penggunaan Lahan dengan Pendekatan CA-Markov Mendukung Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Abstrak: Salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi penghasil beras adalah Indramayu. Produksi beras di Indramayu tahun 2015 menurun 9.81% dibandingkan tahun 2014 sebagai akibat dari konversi lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk prediksi penggunaan lahan tahun 2031 dengan pendekatan CA-Markov, komparasi penggunaan lahan hasil simulasi dengan RTRW dan analisis strategi kebijakan menekan laju konversi lahan dan mewujudkan pertanian berkelanjutan. Penelitian ini menggabungkan CA-Markov dengan logistik biner untuk menganalisis faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan. Prediksi penggunaan lahan kemudian dibandingkan dengan pola ruang di RTRW Kabupaten Indramayu untuk menilai efektivitas RTRW dalam mengurangi tekanan terhadap angka konversi lahan. Prediksi penggunaan lahan diharapkan mampu memberikan informasi yang mendalam mengenai lahan pertanian pada tahun 2031. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis strategi kebijakan konversi lahan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan overall accuracy dan Kappa accuracy dari prediksi adalah 94% dan 0.9. Penggunaan lahan sawah diprediksi mengalami alih fungsi lahan menjadi permukiman pada tahun 2031 seluas 6 017 ha (82%) dari total luas lahan terkonversi 7 044 ha dimana areal tersebut diperkirakan mampu menghasilkan 26 425 ton beras yang dapat dikonsumsi 231 798 orang. Pola penggunaan lahan hasil simulasi tahun 2031 dan RTRW secara signifikan berbeda. Penggunaan lahan hasil simulasi tahun 2031 menunjukkan luas lahan sawah yang sesuai dengan arahan pertanian tanaman pangan di RTRW seluas 96 148.67 ha (76.47%) dari total luas lahan sawah hasil prediksi 125 723 ha. Luas lahan pertanian sawah yang tidak sesuai dengan kawasan lindung di RTRW adalah 54 142 ha (84.95%). Strategi kebijakan hasil analisis AHP terbaik untuk diimplementasikan dalam pertanian berkelanjutan adalah pengkaderan kelompok tani berkelanjutan. Keyword: AHP, logistik biner, prediksi, RTRW' - 'Judul: Kajian literatur penggunaan pati termodifikasi sebagai bahan penstabil pada produk pangan emulsi o/w Abstrak: Saat ini, pangan berbasis emulsi seperti mayonaise, salad dressing, dan margarin cukup diminati masyarakat. Emulsi umumnya terdiri dari fase pendispersi, fase terdispersi dan penstabil seperti surfaktan, protein dan polisakarida. Pati termasuk polisakarida yang dapat digunakan sebagai penstabil emulsi, namun penggunaannya perlu dimodifikasi terlebih dahulu untuk memperbaiki atribut fisiko-kimianya. Tujuan dari kajian literatur ini adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan membandingkan sumber literatur berupa hasil penelitian yang mengemukakan berbagai proses modifikasi pati beserta sifat yang dihasilkan. Data dan informasi pada penelitian ini diperoleh melalui data sekunder yang terdapat pada jurnal, skripsi dan literatur dari internet yang sumber informasinya dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat 5 metode modifikasi pati pada kajian literatur ini yakni pati sukun termodifikasi metode substitusi OSA, pati jagung termodifikasi metode substitusi OSA, pati beras termodifikasi metode substitusi OSA, pati beras termodifikasi metode enzimatis dan substitusi OSA, pati kentang termodifikasi metode substitusi OSA dan penambahan mineral. Parameter yang digunakan untuk membandingkan setiap pati adalah derajat substitusi, viskositas, dan stabilitas emulsi. Pati terbaik memiliki nilai stabilitas emulsi dan viskositas tertinggi. Berdasarkan hasil literatur yang dikaji, metode modifikasi pati yang menghasilkan stabilitas emulsi terbaik dibuat dengan pati sukun OSA dengan formula emulsi 40% minyak : 2 pati. Keyword: emulsion, modification, review, stability, starch' - 'Judul: Penangkaran Badak Ditinjau dari Segi Penyakit Abstrak: Perhaps, the Javan Rhino (Rhmocerossondaicus) is the most endangered species among large animals in the world. Only two population of ~t are known in the world: one in Indonesia and another in l''ietnam. None exists in the zoos. The Javan Rh~no''sc aptivityis an alternative conse~vatione ffort to ensure their existence In the world. But it is imperative to give a correct immobilization, stable preparation such as in the natural forest. and also disease monitoring. Medication and preventive medicine for the Javan Rhino are vely important. Some diseases which have been encountered in the zoos are a.0.: helminthiasis. endocarditls, coliform d~arrheah. epat~tsb iliari. abscesses and slun lacerations can result in septicaemia. The sources of diseases In captivity can be some kinds of foods and water, animal keepers, equipment, contaminated place, rats and mice, birds and insects. Keyword: ' - source_sentence: 'Judul: Formulasi Surfaktan Metil Ester Sulfonat sebagai Oil Well Cleaning Abstrak: Oil productivity reduction may be due to plugging in the oil rock formations. The plugging may be caused by the deposition of paraffin, asphaltene, and scale. Problem caused by the presence of the precipitate is the rock formation can be oil wet so that oil permeability decreases. The problem can be solved by well cleaning technique with surfactant formula. Surfactant MES is a type of anionic surfactant which has ability to lower the interfcial tension, surface tension, and able to change the properties of rock from oil wet to become water wet. Surfactant MES formula for well cleaning requires carrier agent. In this study, diesel oil and metil ester were used as carrying agent. Aromatic solvents were also needed. Xylene and toluene has ability to dissolve asphaltene that deposites in formation. Surfaktan formulation for well cleaning was done with several stages, those are determine the SMES concentration and aromatic solvents concentration. Surfactant performance tests for oil well cleaning were thermal stability, phase behavior, and wettability. The surfactant formula which gave the best performance was SMES 3% in metil ester carrying agent with xylene 15% as additive. Keyword: methyl sulfonic esters, oil well cleaning, Asphaltene' sentences: - 'Judul: World Journal of Zoology Abstrak: A study on daily pattern of male western lowland gorilla (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) had been done at Schmutzer Primate Center, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia. The aim of the study was to observe the daily activity pattern of adult male gorilla group without any female in captivity in order to obtain a condition of preparing incoming female gorillas leading to successfull conservation program. Keyword: ' - 'Judul: Formulasi Surfaktan SMES sebagai Acid Stimulation Agent untuk Aplikasi di Lapangan Karbonat OK Abstrak: Methyl Sulfonic Esters (MES) is one type of anionic surfactants which have advantages in terms of its hardness, resistance to deterjensi, the character of renewable and environmentally friendly. Excess MES this can be utilized as stimulation agent in oil wells, so can increase productivity an oil well. Increased productivity an oil well done by means of cleaning oil wells and pore a reservoir fromsediment of scale formed, enlarging the pores of rocks and can changing the nature of rocks being water-wet. This research was carried out to obtain the formula of solution of surfactants-based MES that can be applied as acid stimulation agent that is one method of IOR. Formula tested is a combination of surfactants sodium MES, HCl, and CH3COOH. The formulation is done by determining the optimum concentration of surfactant SMES and HCl gradually. The best results obtained from the solution of acid stimulation agent was with value of IFT < 10-2 dyne/cm with solubility of rock reaches 36%, and was can to change the contact angle of the reservoir rocks of the contact angle number 420 became 680 in formula SMES 6% + HCl 7% and CH3COOH 2%. Keyword: acid well stimulation, IOR, IFT, Sodium Methyl Sulfonic Esters' - 'Judul: Perbandingan metode huffman dan lempel-ziv-welch untuk pemampatan berkas teks Abstrak: Pemampatan teks bertujuan untuk mengurangi pengulangan penggunaan simbol atau karakter yang menyusun teks dengan cara mengkodekan simbol-simbol atau karakter tersebut sehingga kebutuhan ruang penyimpanan dapat dikurangi dan waktu transfer data dapat lebih cepat. Proses pemampatan teks dapat dilakukan dengan cara mengkodekan segmen-segmen dari teks asli yang kemudian diletakkan dalam kamus. Cara kompresi ini dikenal dengan model kamus yang merupakan karakteristik dari metode Lempel-Ziv-Welch. Selain itu ada model lain yaitu model statistik yang merupakan karakteristik dari metode Huffman. Metode ini mengkodekan simbol-simbol atau karakter dengan bantuan binary tree dengan cara menggabungkan dua buah frekuensi kemunculan karakter paling kecil hingga terbentuk pohon kode. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode Huffman dan Lempel-Ziv-Welch (LZW) untuk pemampatan teks dan membandingkan hasil pemampatannya. Dalam penelitian ini digunakan program pemampatan teks yang merupakan implemetasi dari metode Huffman dan LZW. Berkas yang digunakan adalah: 1) berkas berbahasa Indonesia dan Inggris yang berisi kata ulang dan kata acak dengan diberikan perlakuan perbandingan huruf, angka, dan tanda baca; 2) berkas teks biasa dengan ukuran yang semakin meningkat; dan 3) berkas teks yang berisi kata ulang dengan perbandingan tertentu yang semakin meningkat di dalam berkas acak. Kinerja pemampatan dinilai berdasarkan kebutuhan ruang penyimpanan, rasio pemampatan, waktu proses dan analisis running time program. Metode LZW memberikan hasil yang lebih baik dibanding metode Huffman terutama pada berkas teks yang berisi pengulangan kata. Rasio pemampatan LZW berkisar antara 30%-95% dengan rata-ratanya adalah 62,28%, sedangkan metode Huffman berkisar antara 30%-50% dengan rata-ratanya adalah 39,56%. Metode Huffman membutuhkan ruang penyimpanan hasil pemampatan dan waktu dua kali lebih besar dibandingkan metode LZW. Keyword: metode huffman, metode lempel-ziv-welch, kompresi data, analisis running time program.' model-index: - name: gte base trained on AllNLI triplets results: - task: type: triplet name: Triplet dataset: name: all nli dev type: all-nli-dev metrics: - type: cosine_accuracy value: 1.0 name: Cosine Accuracy - type: dot_accuracy value: 0.0 name: Dot Accuracy - type: manhattan_accuracy value: 1.0 name: Manhattan Accuracy - type: euclidean_accuracy value: 1.0 name: Euclidean Accuracy - type: max_accuracy value: 1.0 name: Max Accuracy - task: type: triplet name: Triplet dataset: name: all nli test type: all-nli-test metrics: - type: cosine_accuracy value: 1.0 name: Cosine Accuracy - type: dot_accuracy value: 0.0 name: Dot Accuracy - type: manhattan_accuracy value: 1.0 name: Manhattan Accuracy - type: euclidean_accuracy value: 1.0 name: Euclidean Accuracy - type: max_accuracy value: 1.0 name: Max Accuracy --- # gte base trained on AllNLI triplets This is a [sentence-transformers](https://www.SBERT.net) model finetuned from [Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5](https://huggingface.co/Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5). It maps sentences & paragraphs to a 768-dimensional dense vector space and can be used for semantic textual similarity, semantic search, paraphrase mining, text classification, clustering, and more. ## Model Details ### Model Description - **Model Type:** Sentence Transformer - **Base model:** [Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5](https://huggingface.co/Alibaba-NLP/gte-base-en-v1.5) - **Maximum Sequence Length:** 8192 tokens - **Output Dimensionality:** 768 tokens - **Similarity Function:** Cosine Similarity - **Language:** en - **License:** apache-2.0 ### Model Sources - **Documentation:** [Sentence Transformers Documentation](https://sbert.net) - **Repository:** [Sentence Transformers on GitHub](https://github.com/UKPLab/sentence-transformers) - **Hugging Face:** [Sentence Transformers on Hugging Face](https://huggingface.co/models?library=sentence-transformers) ### Full Model Architecture ``` SentenceTransformer( (0): Transformer({'max_seq_length': 8192, 'do_lower_case': False}) with Transformer model: NewModel (1): Pooling({'word_embedding_dimension': 768, 'pooling_mode_cls_token': True, 'pooling_mode_mean_tokens': False, 'pooling_mode_max_tokens': False, 'pooling_mode_mean_sqrt_len_tokens': False, 'pooling_mode_weightedmean_tokens': False, 'pooling_mode_lasttoken': False, 'include_prompt': True}) ) ``` ## Usage ### Direct Usage (Sentence Transformers) First install the Sentence Transformers library: ```bash pip install -U sentence-transformers ``` Then you can load this model and run inference. ```python from sentence_transformers import SentenceTransformer # Download from the 🤗 Hub model = SentenceTransformer("sentence_transformers_model_id") # Run inference sentences = [ 'Judul: Formulasi Surfaktan Metil Ester Sulfonat sebagai Oil Well Cleaning\nAbstrak: Oil productivity reduction may be due to plugging in the oil rock formations. The plugging may be caused by the deposition of paraffin, asphaltene, and scale. Problem caused by the presence of the precipitate is the rock formation can be oil wet so that oil permeability decreases. The problem can be solved by well cleaning technique with surfactant formula. Surfactant MES is a type of anionic surfactant which has ability to lower the interfcial tension, surface tension, and able to change the properties of rock from oil wet to become water wet. Surfactant MES formula for well cleaning requires carrier agent. In this study, diesel oil and metil ester were used as carrying agent. Aromatic solvents were also needed. Xylene and toluene has ability to dissolve asphaltene that deposites in formation. Surfaktan formulation for well cleaning was done with several stages, those are determine the SMES concentration and aromatic solvents concentration. Surfactant performance tests for oil well cleaning were thermal stability, phase behavior, and wettability. The surfactant formula which gave the best performance was SMES 3% in metil ester carrying agent with xylene 15% as additive.\nKeyword: methyl sulfonic esters, oil well cleaning, Asphaltene', 'Judul: Formulasi Surfaktan SMES sebagai Acid Stimulation Agent untuk Aplikasi di Lapangan Karbonat OK\nAbstrak: Methyl Sulfonic Esters (MES) is one type of anionic surfactants which have advantages in terms of its hardness, resistance to deterjensi, the character of renewable and environmentally friendly. Excess MES this can be utilized as stimulation agent in oil wells, so can increase productivity an oil well. Increased productivity an oil well done by means of cleaning oil wells and pore a reservoir fromsediment of scale formed, enlarging the pores of rocks and can changing the nature of rocks being water-wet. This research was carried out to obtain the formula of solution of surfactants-based MES that can be applied as acid stimulation agent that is one method of IOR. Formula tested is a combination of surfactants sodium MES, HCl, and CH3COOH. The formulation is done by determining the optimum concentration of surfactant SMES and HCl gradually. The best results obtained from the solution of acid stimulation agent was with value of IFT < 10-2 dyne/cm with solubility of rock reaches 36%, and was can to change the contact angle of the reservoir rocks of the contact angle number 420 became 680 in formula SMES 6% + HCl 7% and CH3COOH 2%.\nKeyword: acid well stimulation, IOR, IFT, Sodium Methyl Sulfonic Esters', 'Judul: World Journal of Zoology\nAbstrak: A study on daily pattern of male western lowland gorilla (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) had been done at Schmutzer Primate Center, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia. The aim of the study was to observe the daily activity pattern of adult male gorilla group without any female in captivity in order to obtain a condition of preparing incoming female gorillas leading to successfull conservation program.\nKeyword: ', ] embeddings = model.encode(sentences) print(embeddings.shape) # [3, 768] # Get the similarity scores for the embeddings similarities = model.similarity(embeddings, embeddings) print(similarities.shape) # [3, 3] ``` ## Evaluation ### Metrics #### Triplet * Dataset: `all-nli-dev` * Evaluated with [TripletEvaluator](https://sbert.net/docs/package_reference/sentence_transformer/evaluation.html#sentence_transformers.evaluation.TripletEvaluator) | Metric | Value | |:-------------------|:--------| | cosine_accuracy | 1.0 | | dot_accuracy | 0.0 | | manhattan_accuracy | 1.0 | | euclidean_accuracy | 1.0 | | **max_accuracy** | **1.0** | #### Triplet * Dataset: `all-nli-test` * Evaluated with [TripletEvaluator](https://sbert.net/docs/package_reference/sentence_transformer/evaluation.html#sentence_transformers.evaluation.TripletEvaluator) | Metric | Value | |:-------------------|:--------| | cosine_accuracy | 1.0 | | dot_accuracy | 0.0 | | manhattan_accuracy | 1.0 | | euclidean_accuracy | 1.0 | | **max_accuracy** | **1.0** | ## Training Details ### Training Hyperparameters #### Non-Default Hyperparameters - `eval_strategy`: steps - `gradient_accumulation_steps`: 2 - `num_train_epochs`: 1 - `warmup_ratio`: 0.1 - `bf16`: True - `batch_sampler`: no_duplicates #### All Hyperparameters
Click to expand - `overwrite_output_dir`: False - `do_predict`: False - `eval_strategy`: steps - `prediction_loss_only`: True - `per_device_train_batch_size`: 8 - `per_device_eval_batch_size`: 8 - `per_gpu_train_batch_size`: None - `per_gpu_eval_batch_size`: None - `gradient_accumulation_steps`: 2 - `eval_accumulation_steps`: None - `torch_empty_cache_steps`: None - `learning_rate`: 5e-05 - `weight_decay`: 0.0 - `adam_beta1`: 0.9 - `adam_beta2`: 0.999 - `adam_epsilon`: 1e-08 - `max_grad_norm`: 1.0 - `num_train_epochs`: 1 - `max_steps`: -1 - `lr_scheduler_type`: linear - `lr_scheduler_kwargs`: {} - `warmup_ratio`: 0.1 - `warmup_steps`: 0 - `log_level`: passive - `log_level_replica`: warning - `log_on_each_node`: True - `logging_nan_inf_filter`: True - `save_safetensors`: True - `save_on_each_node`: False - `save_only_model`: False - `restore_callback_states_from_checkpoint`: False - `no_cuda`: False - `use_cpu`: False - `use_mps_device`: False - `seed`: 42 - `data_seed`: None - `jit_mode_eval`: False - `use_ipex`: False - `bf16`: True - `fp16`: False - `fp16_opt_level`: O1 - `half_precision_backend`: auto - `bf16_full_eval`: False - `fp16_full_eval`: False - `tf32`: None - `local_rank`: 0 - `ddp_backend`: None - `tpu_num_cores`: None - `tpu_metrics_debug`: False - `debug`: [] - `dataloader_drop_last`: False - `dataloader_num_workers`: 0 - `dataloader_prefetch_factor`: None - `past_index`: -1 - `disable_tqdm`: False - `remove_unused_columns`: True - `label_names`: None - `load_best_model_at_end`: False - `ignore_data_skip`: False - `fsdp`: [] - `fsdp_min_num_params`: 0 - `fsdp_config`: {'min_num_params': 0, 'xla': False, 'xla_fsdp_v2': False, 'xla_fsdp_grad_ckpt': False} - `fsdp_transformer_layer_cls_to_wrap`: None - `accelerator_config`: {'split_batches': False, 'dispatch_batches': None, 'even_batches': True, 'use_seedable_sampler': True, 'non_blocking': False, 'gradient_accumulation_kwargs': None} - `deepspeed`: None - `label_smoothing_factor`: 0.0 - `optim`: adamw_torch - `optim_args`: None - `adafactor`: False - `group_by_length`: False - `length_column_name`: length - `ddp_find_unused_parameters`: None - `ddp_bucket_cap_mb`: None - `ddp_broadcast_buffers`: False - `dataloader_pin_memory`: True - `dataloader_persistent_workers`: False - `skip_memory_metrics`: True - `use_legacy_prediction_loop`: False - `push_to_hub`: False - `resume_from_checkpoint`: None - `hub_model_id`: None - `hub_strategy`: every_save - `hub_private_repo`: False - `hub_always_push`: False - `gradient_checkpointing`: False - `gradient_checkpointing_kwargs`: None - `include_inputs_for_metrics`: False - `eval_do_concat_batches`: True - `fp16_backend`: auto - `push_to_hub_model_id`: None - `push_to_hub_organization`: None - `mp_parameters`: - `auto_find_batch_size`: False - `full_determinism`: False - `torchdynamo`: None - `ray_scope`: last - `ddp_timeout`: 1800 - `torch_compile`: False - `torch_compile_backend`: None - `torch_compile_mode`: None - `dispatch_batches`: None - `split_batches`: None - `include_tokens_per_second`: False - `include_num_input_tokens_seen`: False - `neftune_noise_alpha`: None - `optim_target_modules`: None - `batch_eval_metrics`: False - `eval_on_start`: False - `eval_use_gather_object`: False - `batch_sampler`: no_duplicates - `multi_dataset_batch_sampler`: proportional
### Training Logs | Epoch | Step | Training Loss | loss | all-nli-dev_max_accuracy | all-nli-test_max_accuracy | |:------:|:-----:|:-------------:|:------:|:------------------------:|:-------------------------:| | 0 | 0 | - | - | 0.9998 | - | | 0.0772 | 2000 | 0.0402 | 0.0164 | 1.0 | - | | 0.1544 | 4000 | 0.0213 | 0.0135 | 1.0 | - | | 0.2316 | 6000 | 0.0182 | 0.0115 | 1.0 | - | | 0.3088 | 8000 | 0.015 | 0.0106 | 1.0 | - | | 0.3860 | 10000 | 0.014 | 0.0094 | 1.0 | - | | 0.4632 | 12000 | 0.0116 | 0.0085 | 1.0 | - | | 0.5404 | 14000 | 0.0097 | 0.0072 | 1.0 | - | | 0.6176 | 16000 | 0.0083 | 0.0056 | 1.0 | - | | 0.6948 | 18000 | 0.0071 | 0.0050 | 1.0 | - | | 0.7720 | 20000 | 0.0066 | 0.0046 | 1.0 | - | | 0.8492 | 22000 | 0.0051 | 0.0034 | 1.0 | - | | 0.9264 | 24000 | 0.0047 | 0.0031 | 1.0 | - | | 1.0000 | 25907 | - | - | - | 1.0 | ### Framework Versions - Python: 3.11.9 - Sentence Transformers: 3.1.0 - Transformers: 4.44.2 - PyTorch: 2.4.1+cu121 - Accelerate: 0.34.2 - Datasets: 3.0.0 - Tokenizers: 0.19.1 ## Citation ### BibTeX #### Sentence Transformers ```bibtex @inproceedings{reimers-2019-sentence-bert, title = "Sentence-BERT: Sentence Embeddings using Siamese BERT-Networks", author = "Reimers, Nils and Gurevych, Iryna", booktitle = "Proceedings of the 2019 Conference on Empirical Methods in Natural Language Processing", month = "11", year = "2019", publisher = "Association for Computational Linguistics", url = "https://arxiv.org/abs/1908.10084", } ``` #### MultipleNegativesRankingLoss ```bibtex @misc{henderson2017efficient, title={Efficient Natural Language Response Suggestion for Smart Reply}, author={Matthew Henderson and Rami Al-Rfou and Brian Strope and Yun-hsuan Sung and Laszlo Lukacs and Ruiqi Guo and Sanjiv Kumar and Balint Miklos and Ray Kurzweil}, year={2017}, eprint={1705.00652}, archivePrefix={arXiv}, primaryClass={cs.CL} } ```